LATIHAN RUTIN

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

SELEKSI KONTINGEN DAERAH / NASIONAL

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

OUTBOUND

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

HARI KESEHATAN NASIONAL

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

GEMITRA

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

Angkatan-1 Angkatan-2 Angkatan-3 Angkatan-4 Angkatan-5

BIOGRAFI KH. AGUS SALIM (BAPAK PANDU INDONESIA)


        Profile KH. Agus Salim Bapak Pandu Indonesia - Generasi Pramuka Indonesia tentu tidak lekang oleh sosok Bapak KH. Agus Salim sebagai orang penting di dalam sejarah pramuka. Pada tulisan kali admin Pramuka Indonesia akan mereview sosok dan rekam jejak belia.

Biodata KH Agus Salim
Nama Lengkap    : Haji. Agus Salim
Lahir                     : Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 9 Okt 1884
Wafat                    : Jakarta, 4 November 1954
Ayah                     : Angku Sutan Mohammad Salim
Ibu                        : Siti Zainab
Istri                       : Zaenatun Nahar
Anak                     : Delapan Orang

KH. Agus Salim lahir dengan nama Mashudul Haq (yang bermakna "pembela kebenaran"); Koto Gadang, Bukittinggi, Minangkabau, (8 Oktober 1884–Jakarta, 4 November 1954) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.

Beliau menempuh pendidikannya di ELS (Europeese Lagere School) dan HBS di Jakarta. Agus Salim terkenal sebagai orang yang cerdas dan pandai, beliau menguasai sembilan bahasa asing, di antaranya Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Arab, Turki dan Jepang. Pada waktu muda beliau merantau sampai ke Arab Saudi untuk memperkaya pemikiran dan ilmunya. Haji Agus Salim pernah menjadi penerjemah di Konsulat Belanda di Jeddah Arab Saudi.

Tokoh yang terkenal dengan penampilan khasnya memakai kopiah dan berjanggut, menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada periode 3 Juli 1947 - 20 Desember 1949. Pada masa jabatannya beliau mengetuai delegasi Indonesia dalam Inter-Asian Relation Conference di India dan berusaha membuka hubungan diplomatik dengan sejumlah Negara Arab, terutama Mesir dan Arab Saudi.

Beliau merupakan salah satu diplomat ulung Indonesia yang dikenal sering mewakili Indonesia di berbagai konferensi dan pertemuan Internasional. Sosoknya telah dikenal di kalangan masyarakat Internasional. Karena keluasan ilmunya, beliau diminta memberikan kuliah agama Islam di Cornell University dan Princenton University, Amerika Serikat.

Latar Belakang
Agus Salim lahir dari pasangan Angku Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Ayahnya adalah seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau.

Pendidikan dasar ditempuh di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Ketika lulus, ia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda.

Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Pada tahun 1906, Salim berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja di Konsulat Belanda di sana. Pada periode inilah Salim berguru pada Syeh Ahmad Khatib, yang masih merupakan pamannya. Salim kemudian terjun ke dunia jurnalistik sejak tahun 1915 di Harian Neratja sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Menikah dengan Zaenatun Nahar dan dikaruniai 8 orang anak. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta. Kemudian mendirikan Suratkabar Fadjar Asia. Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam.

Karir Politik
Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara lain:
  • Anggota Volksraad (1921-1924)
  • Anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945 
  • Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947 
  • Pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 1947
  • Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947 
  • Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949
Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia, sehingga kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (The Grand Old Man). Ia pun pernah menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan di tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.

Pada tahun 1952, ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji Agus Salim masih mengenal batas-batas dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik.

Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun 1953 ia mengarang buku dengan judul Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan? yang lalu diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal.

Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

BIOGRAFI SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX (BAPAK PRAMUKA INDONESIA)


Sri Sultan Hamengkubuwono IX dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Ia sangat berjasa dalam pembentukan organisasi pramuka di Indonesia.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912. Ia memiliki nama kecil Gusti Raden Mas Dorojatun. Ia merupakan putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah atau Kanjeng Ratu Alit.

Keterlibatannya dalam Pramuka dimulai sejak ia masih kanak-kanak. Dilansir dari buku Sri Sultan HB IX - Bapak Pramuka Indonesia (2018) Pada tahun 1921 di Yogyakarta, Sri Sultan tercatat sebagai anggota welp (siaga), jenjang kepramukaan terendah (6-11 tahun).

Pada 18 Maret 1940 Sri Sultan Hamengkubuwono IX ditetapkan sebagai Sultan Yogyakarta. Ia merupakan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pertama setelah Indonesia merdeka.

Peranan dalam Pramuka
Sri Sultan Hamengkubuwono IX sudah aktif dalam bidang organisasi kepanduan sejak masih muda.

Sekitar awal tahun 1960-an, ia diangkat menjadi Pandu Agung atau pemimpin kepanduan. Ia bersama Soekarno, Presiden Indonesia saat itu, berencana untuk menyatukan organisasi kepanduan serta mendirikan organisasi pramuka di Indonesia.

Pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota panitianya adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh serta Achmadi.

Empat anggota panitia ini akhirnya menyusun Anggaran Dasar Gerak Pramuka serta Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961, tentang Pramuka.

Secara garis besar, keputusan presiden tersebut berisikan penetapan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditujukan untuk mendidik kepanduan anak serta pemuda Indonesia.

Organisasi pramuka resmi berdiri pada 14 Agustus 1961. Organisasi pramuka tersebut merupakan peleburan dari berbagai organisasi kepanduan di Indonesia.

Kata 'Pramuka' diambil dari kata 'Poromuko', yang berarti prajurit terdepan dalam sebuah peperangan. Selain itu, kata 'Pramuka' merupakan singkatan dari 'Praja Muda Karana', yang berarti jiwa-jiwa muda yang berkarya.

Selama 13 tahun, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional. Tepatnya dari tahun 1961 hingga 1974 (1961 hingga 1963, 1963 hingga 1967, 1967 hingga 1970, 1970 hingga 1974).

Ia mempelopori sejumlah kegiatan seperti Gerakan Tabungan Pramuka pada 1974. Ia juga menggagas Wirakarya, perkemahan pertama Pramuka Nasional pada 1968.

Selain itu, Tri Satya Pramuka serta Dasa Dharma Pramuka juga dibentuk, ditetapkan serta digunakan hingga saat ini. Begitu pula dengan penetapan warna seragam Pramuka Indonesia yang berwarna coklat muda dan coklat tua.

Coklat muda untuk atasan dan coklat tua untuk bawahan. Dua corak warna ini melambangkan elemen air serta tanah. 

Hingga saat ini, Pramuka masih terus diajarkan dan dilakukan di berbagai sekolah. Ada empat pembagian tingkatan pramuka, yakni:
Pramuka Siaga Untuk usia 7 hingga 10 tahun.
Pramuka Penggalang Untuk usia 11 hingga 15 tahun.
Pramuka Penegak Untuk usia 16 hingga 20 tahun.
Pramuka Pandega Untuk usia 21 hingga 25 tahun.

Jasa Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam bidang pramuka terdengar hingga ke mancanegara. Hal ini membuat ia dianugerahi Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM), pada 1973. Penghargaan ini merupakan penghargaan tertinggi untuk mereka yang sungguh berjasa besar dalam pengembangan pramuka.

BIOGRAFI BADEN POWELL (BAPAK PANDU DUNIA)


Nama Lengkap
     : Robert Stephenson Smyth Baden Powell
Nama panggilan   : Baden Powell atau dipanggil “BP”, nama “BP” akrab dipanggil oleh para pandu
Nama Kecil           : Stephenson
TTL                       : Kota London, Inggris, 22 Februari 1857
Wafat                    : Nyeri, Kenya, 8 Januari 1941
Nama Ayah           : Prof. Domine Baden-Powell
Nama Ibu              : Miss Henrietta Grace Smyth

Siapakah Robert Stephenson Smyth Baden Powell? Berikut riwayat hidupnya.

Robert Stephenson Smyth Baden Powell adalah seorang tentara Inggris dan pendiri the Boy Scouts.
Robert Stephenson Smyth Baden Powell lahir di London, Inggris pada tanggal 22 Februari 1857.
Ayahnya adalah seorang guru besar Geometri di Universitas Oxford, Inggris, yaitu Prof. Domine Baden Powell. Sedangkan ibunya adalah Miss Henrietta Grace Smyth, seorang putri dari admiral Kerajaan Britania Raya yang terkenal yaitu William T. Smyth.

Sembilan Saudara Baden Powell :
1. Warrington
2. George
3. Augustus
4. Frank
5. Penrose
6. Agnes
7. Henrietta
8. Jessie
9. Baden Fletcher

JULUKAN BADEN POWELL

Para pandu biasa memanggilnya BP (bee-pee/bipi) 
Nama kecil dari Sir Robert Baden Powell adalah Ste, Stephe, Steevie atau Stephenson Di Chaterhouse School Baden Powell dijuluki sebagai “Bathing-Towel”
Di Afrika Selatan Baden Powell mendapat julukan “Impeesa” yang artinya “Serigala yang tidak pernah tidur”
Baden Powell diangkat sebagai The Chief Scout of The World atau Bapak Pandu Sedunia.
Baden Powell dianugerahi gelar Lord Baden Powell of Gilwell, dengan julukan Baron oleh Raja George V.

BUKU-BUKU BADEN POWELL 
on vedette (1883)
Cavalry Instruction (1885)
Reconnaissance and Scouting (1885)
Pigsticking Organization Hoghunting (1889)
The Downfall of Prempeh (1896)
The Metabele Campaign (1897)
Sports in War (1900)
Sketches in Mafeking and East Africa (1907)
    Dan masih banyak lagi, Satu Buku yang terkenal yaitu SCOUTING FOR BOYS (1908)

Penghargaan Yang Diterima Baden Powell
Ashanti Star (1895)
Metabele Campaign (1897)
South African War Queen’s (1899)
South African War King’s (1901)
Companion Order of the Bath (1900)
Knight Commander of the Order of the Bath (1909)
Knight Commander of the Victorian Order (1909)
Chilean Order of Merit (Chili, 1910)
Coronation dari Raja George V (1911)
Knight of Grace of St John of Jerusalem (1912)
Knight Grand Cross of Alfonso XII (Spanyol, 1919)
Grand Commander of the Order of Christ (Portugal,1920)
Grand Commander of the Order of the Redeemeer (Yunani, 1920)
Storkos of the Order of Dannebrog (Denmark, 1921)
Order of the Commander of the Crown (Belgia, 1921)
Baronecty (1922)
Commander of the Legion of Honour (Perancis, 1922)
Grand Cross of the Victorian Order (1923)
Order of Polonia Restituta (Polandia, 1927)
Order of Amanullah (Afganistan, 1928)
Order of Merit classs I (Hongaria, 1929)
Order of the White Lion (Chekoslowakia, 1929)
Order of the Phoenix (Yunani, 1929)
Grand Cross of the Order of Merit (Austria, 1931)
Grand Cross of Gediminus (Lithuania, 1932)
Grand Cross of Orange of Nassau (Belanda, 1932)
Commander of the Order of the Oak of Luxemburg (Luxemburg,1932)
Red Cross of Estonia (Estonia, 1933)
Grand Cross of the Order of the Sword (Swedia, 1933)
Grand Cross of the Order of the Three Stars (Latvia, 1933)
Jubilee (dari Raja George V, 1935)
Grand Cordon of Legion of Honour (Perancis, 1936)
Order of Merit (1937)
Coronation (dari Raja George VI, 1936)
Awarded Wateler Peace Prize (1937)

Gelar Kehormatan
Doktor Kehormatan di bidang hukum dari Universitas Edinburg (1910)
Doktor Kehormatan dari Universitas Toronto, Canada (1923)
Gelar Doktor dari Universitas McGill di Montreal, Canada
Gelar kehormatan doktor Ilmu-ilmu sosial dari Universitas Oxford (1923)
Gelar kehormatan dari Universitas Liverpool (1929)
Gelar kehormatan dari Universitas Cambridge (1931)

      Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, Baron I Baden-Powell Gilwell, adalah seorang tentara Inggris dan penemu the Boy Scouts, lahir di London, dan merupakan lulusan Charterhouse School. Bergabung dengan Pasukan Hussars Ke-13 di India pada tahun 1876. Dari 1888 sampai 1895, BP sukses bertugas, di India, Afghanistan, Zulu, dan Ashanti. .Sebelum dan semasa Perang Boer, BP bertugas sebagai perwira staff dari Pasukan Kerajaan Inggris (1896-1897), menjadi kolonel dari Pasukan Berkuda, Afrika Selatan, dan letnan kolonel dari Pengawal Naga ke-5 (5th Dragon Guards, 1897-1899).

    Karena keberanian dan pengabdiannya selama mempertahankan Kota Mafikeng (dulu Mafeking) dari kepungan musuh, dipromosikan menjadi mayor jendral. Baden-Powell kemudian kembali ke Inggris, pada tahun 1908 BP menjadi letnan jendral. Dianugerahi gelar kesatria tahun 1909, kemudian pensiun dari dinas militer pada tahun berikutnya. BP membentuk the Boys Scouts di tahun 1908, dan dua tahun berikutnya BP membantu mendirikan the Girl Guides, organisasi serupa untuk para anak-anak dan remaja putri. Selama Perang Dunia I.

• BP bersama saudara-saudaranya bertambah akrab sepeninggal ayahnya, yang meninggal pada tanggal 11 Juni 1860. Pada usia 3 tahun Baden-Powell telah jadi seorang anak yatim. Sehingga dari sejak usia masih sangat muda, Baden-Powell dituntut untuk dapat hidup mandiri.

• Baden-Powell telah berusaha untuk hidup mandiri dengan hanya didukung oleh kekerasan hati serta keteguhan ibundanya yang tercinta Ny. Henrietta Grace

• Baden-Powell sejak kecil sudah banyak mengagumi karya-karya ilmuwan terkenal pada zamannya, seperti Charles Darwin, Babbage, George Elliot, G.H. Lewes, dan James Martineau' . Baden-Powell adalah seorang yang bertipe pekerja keras, beliau tidak mudah putus asa dan penolong. Hal tersebut dapat terlihat pada sebuah tulisan Baden-Powell, dalam sebuah suratnya kepada ibundanya.

• Setelah menemui banyak kesulitan dalam memilihkan sekolah yang tepat untuk Baden-Powell seperti Rugby atau Eton, akhirya Ny. Henrietta Grace memasukkan Baden-Powell  ke harterhouse School di tahun 1870.

• Di Charterhouse, Bad -Powell sangat populer, selain pandai dalam belajar hingga Baden-Powell meraih beasiswa, Baden-Powell Juga mengikuti banyak kegiatan ekstra seperti : 
1) Marching Band,
2) Klub menembak (Rifle Corps)
3) Teater, kegemarannya ini terus digeluti hingga sering tampil dalam berbagai pementasan drama bersama sahabatnya Kenneth Mc Laren
4) Melukis dan menggambar, gambar/illustrasi selalu mengisi berbagai karya tulisnya. 
5) Kiper kesebelasan Charterhouse.

• Di Charterhouse School inilah Baden-Powell mendapat julukan lainya, yaitu 'Bathing-Tows!'.

• Di usia 19 tahun, Baden-Powell menamatkan sekolah di Charterhouse School. Kemudian Baden-Powell memutuskan untuk bergabung dengan dinas kemiliteran, atas bantuan pamannya Kolonel Henry Smyth, komandan dari Royal Military Academy di Woolwich. Kemudian setelah lulus dari akademi militer tersebut Baden-Powell ditempatkan di India, dengan pangkat pembantu lestnan.

• Pengalaman Baden-Powell di ketentaraan inilah yang nantinya akan banyak mempengaruhi perkembangan berdirinya gerakan kepanduan di Inggris.

• Selain itu Baden-Powell juga terkenal sebagai orang yang pandai bergaul dan banyak kawannya. Salah seorang sahabatnya yang terdekat adalah Kenneth Mc Laren. Kebersamaan mereka telah menghasilkan banyak pengalaman baik dalam kedinasan, pementasan drama. maupun perburuan hewan liar (babi hutan).

• Setelah sempat berpindah-pindah. dari satu kota ke kota lain. dari satu daerah ke daerah lain. bahkan dari satu negara ke negara yang lain. Baden-Powell akhirnya bertugas di Mafeking. sebuah kota di pedalaman Afrika Selatan. Kota inilah yang membuat nama BP menjadi terkenal dan menjadi pahlawan bangsanya. karena jasa-jasanya dalam memimpin pertahanan Kota Mafeking terhadap pengepungan bangsa Boer

• selama kurang lebih 217 hari (dari tanggal 13 Oktober 1899 sampai tanggal 18 Mei 1900). Karena jasa-jasanya ter sebut , pangkat Baden-Powell dinaikkan menjadi Mayor Jendral. Berita tersebut kemudian sampai juga ke Inggris. membuat seluruh keluarga Baden-Powell bangga.

• Selama bertugas di Afrika. Baden-Powell banyak melakukan petualangan sehingga pengalaman-pengalamannya makin bertambah. Karena keberaniannya. Baden-Powell mendapat julukan IMPEESA dari suku-suku setempat seperti Zulu, Ashanti. dan Metabele. Impeesa mempunyai arti "Srigala yang tidak pernah tidur", Hal ini disebabkan karena sifat waspada, cekatan, dan keberanian Baden-Powell (termasuk tindakan mengambil kalung manik-manik milik Raja Dinuzulu).

• Raja Dinuzulu. adalah raja Zulu dari 1884 -1889. raja yang merupakan putra Raja Zulu Cetshwayo. beraliansi dengan para Afrikaners (orang kulit putih keturunan Belanda) dan bersengketa dengan sepu punya, Zibhebhu yang didukung Inggris. Dinuzulu lalu dituduh bersalah melakukan pengkhianatan sehingga diasingkan selama 10 tahun. Dibebaskan tahun 1910. Karena dianggap tidak bersalah. Dinuzulu akhirnya meninggal tahun 1913.

• Pada tahun 1901. Baden-Powell kembali ke tanah airnya, Inggris dengan disambut besar-besaran sebagai salah satu pahlawan bangsanya. Kemudian BP sempat pula menulis pengalaman-pengalamannya dalam buku Aids To Scouting".

• Kemudian Pada tahun 1907 Baden-Powell mendapatkan undangan dari perkumpulan Boys Brigade untuk mengisahkan pengalaman-pengalamannya selama di Afrika khususnya dan selama di dinas ketentaraan pada umumnya. dalam sebuah perkemahan yang diikuti 20 orang anggotanya. Perkemahan pertama tersebut diselenggarakan di Pulau Brownsea (Brownsea Island).

• Baden-Powell pada tahun 1908 menulis buku Scouting For Boys, sebuah mahakarya" yang sangat spektakuler. Buku inilah yang mengakibatkan perkembangan kepanduan menjadi semakin besar. Buku ini menyebar di seluruh daratan Eropa sampai ke daerah-daerah jajahan.

• Pada tahun 1910, Baden-Powell meletakkan jabatannya di dinas ketentaraan dengan pangkat terakhirnya adalah Letnan Jendral. Mulailah Baden-Powell berkonsentrasi penuh untuk mengembangkan kepanduan ke seluruh dunia.

• Pada tahun 1912, Baden-Powell mengadakan perjalanan keliling dunia untuk menemui para pandu di berbagai negara. Baden-Powell menikah dengan Olave St. Clair Soames (Lady Baden-Powell) pada tahun tersebut, dan kemudian dikaruniai tiga orang anak yaitu Peter, Heather dan Betty.

• Pada tahun 1920, para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara Jambore Dunia yang pertama. Pada hari terakhir kegiatan jambore tersebut (6 Agustus 1920) Baden-Powell diangkat sebagai Chief Scout Of The World atau Bapak Pandu Sedunia. Baden-Powell juga dianugerahi gelar Lord Baden-Powell Of Gilwell, dengan julukan Baron oleh Raia George V.

• Setelah berkeliling dunia, termasuk mengunjungi Batavia (sekarang Jakarta) pada tanggal 3 Desember 1934, sepulangnya dari meninjau Jambore di Australia", BP beserta Lady Baden-Powell menghabiskan masa-masa akhirnya tinggal di Inggris (sekitar tahun 1935-1938). Kemudian Baden-Powell kembali ke tanah yang amat dicintainya, Afrika.

• Dan BP menghabiskan masa tuanya di Nyeri, Kenya. Beliau akhirnya, wafat pada tanggal 8 Januari 1941 dan dengan diantar di atas kereta yang ditarik oleh para pandu yang sangat mencintainya ke tempat peristirahatan terakhir.

Mungkin Cukup Sekian Biografi dan Sejarah Lengkap dari Bapak Pandu Sedunia "Baden Powell", Semoga Bermanfaat ya Kak! :'D

BUKU SAKU ANGGOTA SAKA BAKTI HUSADA






Buku Saku Anggota Saka Bakti Husada

LAMBANG SAKA BAKTI HUSADA


ARTI LAMBANG SAKA BAKTI HUSADA
Bentuk : Lambang Saka Bakti Husada berbentuk segi lima beraturan dengan panjang sisi masing-masing 5 cm.
Gambar : Lambang kesehatan, Dua Buah tunas kelapa simetris dan sebuah bintang bersudut lima, dilengkapi dengan tulisan Saka Bakti Husada
Warna : Warna dasar Lambang Saka Bakti Husada adalah hijau, Lambang Kesehatan berwarna putih, daun mahkota bunga wijayakusuma putih palang hijau, lima kelopak bunga hijau, dan tulisan Saka Bakti Husada berwarna hitam.
Dua buah tunas kelapa simetris berwarna hijau, Bintang bersudut lima berwarna emas, bergaris tepi berwarna hitam.

Arti Kiasan :
- Warna dasar hijau : Melambangkan kesuburan
- Bentuk segilima : berarti falsafah pancasila
- Bintang warna kuning berarti usaha memberi penyuluhan dan bimbingan
- Warna hijau di dalam bunga wijayakusuma dengan lima helai daun mahkota : menggambarkan tujuan pembangunan Kesehatan sesuai dengan sistem Kesehatan Nasional
- Bunga Wijayakusuma di topang oleh lima kelopak daun berwarna hijau. Menggambarkan panca Karya Husada.
- Palang hijau menggambarkan pelayanan kesehatan. Bunga wijayakusuma dengan lima daun mahkota berwarna putih dan kelopak daun berwarna hijau : mempunyai makna pengabdian yang luhur
- Tulisan Saka Bakti Husada berarti Satuan Karya Pramuka yang mengabdi dalam upaya kesehatan paripurna.
- Dua buah tunas kelapa simetris dan bintang : Menggambarkan bahwa setiap anggota Gerakan Pramuka ikut serta melaksanakan Pembangunan Kesehatan Nasional dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, sesuai dengan cita cita luhur Gerakan Pramuka.
- Pemakaian lambang Saka Bakti Husada yang terbuat dari kain di pakai pada lengan baju sebelah kiri, kira kira 5 cm di bawah jahitan pundak baju. Lambang ini hanya di pakai pada saat mengikuti kegiatan Saka Bakti Husada.