Angkatan-1 Angkatan-2 Angkatan-3 Angkatan-4 Angkatan-5

KRIDA BINA GIZI

KRIDA BINA GIZI
Krida Bina Gizi adalah wadah kegiatan keterampilan, pengetahuan dan teknologi tertentu untuk memberikan kecakapan khusus tentang Gizi di Rumah Tangga, Gizi di Masyarakat, dan Gizi di Institusi Kesehatan.
 
Tujuan Krida Bina Gizi untuk memperoleh kecakapan khusus tentang mengenal keadaan gizi, kegiatan gizi di pos pelayanan terpadu, perencanaan menu, penyuluhan gizi dan pengangan gizi darurat.
 
SKK Krida Bina Gizi ada 5 (lima) yaitu:
a. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Mengenal Keadaan Gizi
b. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Kegiatan Gizi di Pos Pelayanan Terpadu
c. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Perencanaan Menu
d. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Penyuluhan Gizi
e. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Penanganan Gizi Darurat
 
Berdasarkan syarat kecakapan khusus yang terdapat di Krida Bina Gizi maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami Krida Bina Gizi dapat menjadi wirausaha kuliner sehat.
 
1) SKK Mengenal Keadaan Gizi
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan masalah gizi di Indonesia. Masalah gizi yang ada di Indonesia adalah kekurangan dan kelebihan gizi diantaranya kurus dan sangat kurus, kekurangan energi kronis, anemia gizi besi, dll.

b) Mampu menjelaskan penyebab masalah gizi. Penyebab masalah gizi diantaranya adalah asupan pangan/gizi, kesehatan, aksesibilitas pangan, pola asuh, air minum/sanitasi, dll.

c) Mampu mengenal sasaran yang terdampak masalah gizi. Sasaran yang terdampak masalah gizi adalah balita, anak-anak, remaja, orang dewasa, dan lanjut usia.

d) Mampu menjelaskan tanda-tanda masalah gizi. Masalah gizi pada sasaran dapat dikenali dengan memperhatikan tanda-tanda yang dapat dilihat dari fisik, seperti kurus dan sangat kurus, GAKI, anemia gizi besi, dan kekurangan vitamin A.

e) Mampu melaporkan sasaran dengan tanda-tanda masalah gizi di lingkungannya. Tahap pelaporan yaitu setelah dapat menilai dan menganalisis adanya masalah gizi, melaporkan ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan selanjutnya berperan serta dalam mengatasi masalah gizi di lingkungannya.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menguasai materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu menganalisis masalah gizi di lingkungannya agar dapat ditindaklanjuti. Yang perlu diperhatikan dalam menganalisis masalah gizi adalah dengan menilai keadaan/status gizi dari hasil pengukuran berat badan dan panjang badan atau tinggi badan.

c) Mampu bekerjasama dengan berbagai pihak (tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, keluarga sasaran, dan lain-lain) dalam mencegah dan menanggulangi masalah gizi di lingkungannya. Bekerjasama dalam bentuk membantu merujuk penderita masalah gizi ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan, bekerjasama dengan berbagai pihak, berperan serta daam mengatasi masalah gizi di lingkungannya
 
2) SKK Kegiatan Gizi di Pos Pelayanan Terpadu
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan pengertian, sasaran dan lokasi posyandu. Posyandu adalah wadah pelayanan kesehatan di tingkat desa/kelurahan, dilaksanakan secara berkesinambungan yang melibatkan masyarakat, kader, bidan di desa (poskesdes) dan puskesmas. Sasaran posyandu ialah ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita. Posyandu berada di setiap desa/kelurahan.

b) Mampu menjelaskan tujuan dan manfaat posyandu. Tujuan posyandu untuk menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Sedangkan manfaatnya adalah agar masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi tentang penurunan AKI, AKB, dan AKABA, memperoleh layanan profesional terkait kesehatan Ibu dan Anak, dan efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan terpadu.

c) Mampu mengenal kader di posyandu. Kader merupakan pelaksana posyandu yang difasilitasi oleh petugas kesehatan.

d) Mampu memahami kegiatan gizi di posyandu. Langkah kegiatan gizi di posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan berat badan dan pengukuran lingkar lengan atas ibu hamil, pencatatan, penyuluhan, pelayanan kesehatan.

e) Mampu membantu kader dalam pelaksanaan kegiatan di posyandu. Membantu kader dengan cara menyebarluaskan hari buka Posyandu ke warga setempat, ikut serta dalam pembagian tugas antar kader, membantu koordinasi kader, dll.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menguasai materi SKK golongan Pramuka Penegak

b) Melakukan kegiatan gizi di posyandu. Tahap kegiatan gizi adalah persiapan, kegiatan penimbangan dan pengisian KMS, membagikan obat program gizi, penyuluhan gizi, penyelenggaraan dan konseling gizi.

c) Memahami cara peningkatan cakupan gizi di posyandu dan pengembangan kegiatan gizi dengan mengikuti pertemuan tentang gizi di wilayah binaannya. Cara meningkatkan cakupan gizi ialah melengkapi sarana/prasarana posyandu, pendataan sasaran posyandu, penyebarluasan kegiatan posyandu sebelum hari H, dll.

d) Menganalisis hasil kegiatan gizi di posyandu. Analisis hasil kegiatan gizi di posyandu dapat menggunakan analissi SKDN.

e) Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam peningkatan pemanfaatan posyandu. Kerjasama dengan pemerintah dan non pemerintah yang mendukung kegiatan posyandu.
 
3) SKK Perencanaan Menu Gizi Seimbang
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan pengertian dan prinsip gizi seimbang Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Prinsip gizi seimbang adalah keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur.

b) Mampu menjelaskan manfaat dan pesan umum gizi seimbang. Manfaat gizi seimbang yaitu
mencukupi kebutuhan zat gizi, mendapatkan jumlah zat gizi yang sesuai, mendapatkan vitamin dan serta yang cukup, meningkatkan konsetrasi belajar, dll. Sedangkan pesan umum gizi seimbang yaitu syukuri dan nikmati anekaragam makanan, banyak makan sayuran dan buah-buahan, biasakan mengonsumsi lauk pauk protein tinggi, dll.

c) Mampu menyusun rencana menu bergizi seimbang sesuai isi piringku untuk 3 hari bagi diri sendiri dan orang banyak. Perencanaan menu bergizi seimbang adalah kegiatan penyusunan menu untuk memenuhi selera dan kebutuhan zat gizi dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan visualisasi isi piringku (makanan pokok, karbohidrat, lauk pauk sumber protein, sayur dan buah sumber vitamin, mineral).

d) Mampu menyediakan menu makanan sederhana bergizi seimbang sesuai isi piringku bagi diri dan orang banyak. Menu makanan sederhana untuk diri sendiri yaitu menu sekali makan dan menu tiga hari. Hal yang diperhatikan dalam menu diri sendiri yaitu penyusunan menu disesuaikan dengan bahan makanan lokal yang tersedia. Hal yang perlu diperhatikan dalam menu orang banyak adalah rasa harus netral, mudah dikerjakan, mudah dibagikan, tidak memerlukan banyak alat, dll.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu menjelaskan pengelompokkan bahan makanan. Makanan dikelompokkan menjadi makanan pokok sumber karbohidrat, lauk pauk sumber protein, sayuran sumber vitamin dan mineral, buahbuahan.

c) Mampu mengidentifikasi menu bergizi seimbang sesuai isi piringku. Contoh menu bergizi seimbang sesuai isi piringku yaitu menu nasi, telur dadar, nasi sop sayur, dll.

d) Mampu menyampaikan laporan sedehana hasil identifikasi menu bergizi seimbang sesuai isi piringku. Laporan hasil indentifikasi jenis menu dilakukan pada saat pandega melakukan penilaian/indentifikasi menu makanan.

e) Mampu membantu memberikan rekomendasi menu bergizi seimbang sesuai isi piringku. Berdasarkan hasil identifikasi dan laporannya maka pandega diharapkan mampu memberikan rekomendasi menu sesuai gizi seimbang untuk perbaikan menu.
 
4) SKK Penyuluhan Gizi
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan tentang pengertian penyuluhan gizi. Penyuluhan gizi adalah proses perubahan perilaku di masyarakat agar mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan dalam kehidupannya terkait gizi.

b) Mampu menjelaskan metode penyuluhan gizi. Metode penyuluhan gizi individu terdiri dari bimbingan konseling, konsultasi sederhana, lobi, advokasi. Metode penyuluhan gizi kelompok terdiri dari diskusi kelompok, role play, ceramah, seminar. Metode penyuluhan gizi massal biasanya menggunakan media massa.

c) Mampu menjelaskan alat peraga untuk penyuluhan gizi. Alat peraga untuk penyuluhan gizi terdiri dari media visual, audio dan audio visual.

d) Mampu mengenal target sasaran penyuluhan gizi. Target sasaran penyuluhan gizi terdiri dari sasaran primer, sekunder, tersier.

e) Mampu menjelaskan langkahlangkah penyuluhan gizi. Langkah-langkah penyuluhan gizi adalah mengenal masalah gizi, masyarakat, wilayah setempat, menentukan tujuan penyuluhan, menentukan sasaran penyuluhan, menentukan materi penyuluhan, menentukan metode penyuluhan, menentukan waktu dan tempat penyuluhan.

f) Mampu melakukan penyuluhan gizi dengan metode sederhana untuk masyarakat. Penegak dapat melakukan kegiatan penyuluhan gizi menggunakan materi yang sudah tersedia dengan menggunakan media dan metode penyuluhan yang sederhana yang bisa diperoleh dengan mudah di lingkungan sekitarnya.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penegak

b) Mampu memilih materi penyuluhan gizi sesuai sasaran. Langkah-langkah membuat materi penyuluhan gizi adalah memilih materi yang sesuai dengan permasalahan gizi di wilayah tersebut, menyusun materi dengan bahasa yang mudah dimengerti, melengkapi dengan gambar-gambar yang mendukung, menggunakan alat peraga.

c) Mampu membuat alat peraga untuk penyuluhan gizi. Hal yang diperhatikan dalam membuat alat peraga penyuluhan gizi adalah ketersediaan dana pembuatan dan pemeliharaan media, kesesuaian media yang akan dibuat dengan metode yang digunakan, kesesuaian media dengan karakteristik sasaran penyuluhan gizi, dll.

d) Mampu melatih anggota pramuka untuk memberikan penyuluhan gizi sederhana. Pramuka Pandega mampu melatih anggota pramuka tingkatan di bawahnya untuk memberikan penyuluhan gizi sederhana.
 
5) SKK Penanganan Gizi Darurat
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Memahami pengertian dan tujuan penanganan gizi dalam situasi darurat. Pengertian penanganan gizi adalah upaya penanganan gizi dalam situasi darurat merupakan rangkaian kegiatan pra hingga pasca bencana. Dengan tujuan agar pelayanan gizi secara tepat dan tepat untuk mencegah memperbaiki dan mempertahankan status gizi pengungsi.

b) Mengetahui macam-macam kegiatan penanganan gizi dalam situasi darurat. Kegiatan penanganan gizi terjadi pada proses pra, bencana dan pasca bencanana. Pada pra bencana yaitu dalam situasi tidak terjadi bencana dan dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana. Kegiatan penanganan gizi pada tanggap darurat bencana (siaga darurat, tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan).

c) Mampu menjelaskan perlengkapan dapur umum dan dapur khusus makanan darurat. Perlengkapan dapur umum darurat terdiri dari peralatan pokok (kompor, langseng ukuran 25 kg, panci ukuran besar, wajan ukuran besar, serok, dll) dan peralatan penunjang (ember plastik pakai tutup, ember plastik biasa, gayung air, dll)

d) Mampu membantu persiapan dan pelaksanaan dapur umum. Persiapan dimulai dengan mempersiapkan peralatan dapur sesuai fungsi, persiapan bahan makanan, petugas harus bersih, penyimpanan bahan makanan basah, penyimpanan bahan makanan kering, cara mengolah, cara distribusi, dll.

e) Mampu membantu pelaksanaan pendataan dan pemantauan status gizi dalam situasi darurat. Membantu kegiatan pengukuran antropometri sasaran pengungsi rawan gizi meliputi membantu menimbang berat badan, mengukur panjang/tinggi badan dan mengukur LiLA ibu hamil dan menyusui.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penegak

b) Mampu membimbing penegak dalam membantu penanganan gizi pada situasi darurat. Pada pra bencana Pramuka Penegak yang terlibat adalah sesuai rencana kontinjensi kegiatan gizi, memahami beberapa sarana dan prasarana, mengusulkan dukungan dan keterlibatan, memahami dan membantu penyediaan buffer stock suplementasi gizi, terakhir Pramuka Penegak menjadi bagian dari salah satu penggerak sumber daya petugas yang langsung membantu penanganan gizi. pada tanggap darurat lanjut dapat membantu pengumpulan data antropometri balita, ibu hamil dan ibu menyusuai, membantu menghitung proporsi status gizi, memberi makanan tambahan dan suplemen.

c) Mampu membantu melakukan koordinasi dengan BNPB/BPBD, lintas sektor dan instansi terkait. Pelayanan gizi menjadi fungsi klaster gizi, klaster gizi menjadi bagian dari klaster nasional. Di lapangan situasi bencana dibawah komando BPBD di daerah dan pusat oleh BNPB.

d) Mampu membantu screening gizi. Screening gizi dilakukan dengan cara mendata korban/pengungsi, melakukan screening status gizi, tindak lanjut hasil screening, mengumpulkan data penunjang, menghitung prevalensi status gizi, membantu menyediakan paket bantuan pangan yang cukup dan mudah dikonsumsi.

e) Mampu membantu intervensi dalam situasi darurat. Jika dalam situasi darurat, Pramuka Pandega diharapkan dapat membantu menyebarkan supplement kapsul vitamin A

f) Mampu melatih pramuka penegak untuk mendapatkan TKK penanganan gizi dalam situasi darurat. Pramuka Pandega membimbing Penegak untuk mendapatkan TKK penanganan gizi dalam situasi darurat. 

0 comments:

Posting Komentar