KRIDA BINA PENGENDALIAN PENYAKIT |
Krida Bina Pengendalian Penyakit adalah wadah
kegiatan keterampilan, pengetahuan, dan teknologi tepat guna untuk memberikan
kecakapan khusus tentang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular,
penyakit menular, dan kesehatan jiwa.
Tujuan Krida Pengendalian Penyakit untuk
memperoleh kecakapan khusus tentang pengendalian penyakit malaria, penyakit
demam berdarah, rabies, penyakit diare, penyakit tuberkulosis, penyakit
cacingan, HIV/AIDS, penyakit tidak menular serta imunisasi dan gawat darurat.
SKK Bina Pengendalian Penyakit ada 7 (tujuh)
yaitu:
a. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pencegahan
Penyakit
b. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pengendalian Penyakit Saluran Pernafasan
c. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pengendalian
Penyakit Saluran Cerna
d. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pengendalian Penyakit Kulit dan Kelamin
e. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pengendalian
Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
f. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pengendalian Penyakit Tidak Menular
g. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Kesehatan
Jiwa
Berdasarkan syarat kecakapan khusus yang
terdapat di Krida Pengendalian Penyakit maka anggota Saka Bakti Husada yang
mendalami Krida Pengendalian Penyakit dapat menjadi pembuat teknologi tepat
guna bidang pencegahan dan pengendalian penyakit.
1) SKK
Pencegahan Penyakit
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka
Penggalang
b) Mampu memberikan penyuluhan kepada
keluarga dan teman sebayanya tentang imunisasi Memberikan pemahaman bahwa
imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi adalah
program wajib pemerintah dalam rangka melindungi masyarakat dari penyakit.
c) Dapat menjelaskan sasaran dan waktu
pemberian imunisasi, imunisasi lanjutan, imunisasi tambahan, imunisasi khusus
dan imunisasi pilihan Sasaran dan jadwal imunisasi dasar adalah 0 – 9 bulan
untuk hepatitis B, BCG, Polio 1 – 4, DPT-HB-Hib 1 – 3, IPV, campak. Sasaran dan
jadwal imunisasi lanjutan adalah 18 bulan sampai Kelas 5 SD untuk DPT-HB-Hib,
campak, Td. Sedangkan imunisasi tambahan dibagi menjadi dua yaitu backlog
fighting dan crash program.
d) Dapat menjelaskan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah hepatitis
B, diferti, pertussis, tetanus, tuberkolosis, dll.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak
b) Mampu memberikan penyuluhan kepada
masyarakat di lingkungannya tentang imunisasi. Memberikan pemahaman bahwa
imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi adalah
program wajib pemerintah dalam rangka melindungi masyarakat dari penyakit.
c) Dapat membantu petugas dalam mengajak
dan mendorong masyarakat agar mau diimunisasi Pramuka Pandega bekerjasama dengan
petugas terkait untuk mengajak dan mendorong masyarakat agar mau diimunisasi
sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan.
2) SKK
Pengendalian Penyakit Saluran Pernafasan
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Dapat membantu petugas
kesehatan/kader TBC dalam melakukan deteksi dini terduga TBC Gejala utama TBC
adalah batuk berdahak, diikuti dengan dahak bercampur darah, batuk darah, sesak
nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, dll.
b) Dapat membantu petugas
kesehatan/kader TBC dalam pendampingan dan pengawasan pasien TBC selama
pengobatan hingga selesai. Tugas pedampingan pasien TBC adalah memastikan
pasien minum obat, memberi dukungan moral, mengingatkan pasien memeriksa dahak
sesuai jadwal, menemukan dan mengenali gejala efek samping OAT, mengisi kartu
kontrol dan memberikan penyuluhan tentang TBC kepada keluarga pasien.
c) Dapat mengaplikasikan dan memberi
contoh cara mencegah terjadinya penularan penyakit TBC. Pencegahan dapat dilakukan dengan
cara meminum OAT secara lengkap dan teratur sampai sembuh, pasien TBC harus
menutup mulutnya pada waktu bersih dan batuk dengan sapu tangan/ tisu, tidak
membuang dahak sembarangan, menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
d) Dapat membantu petugas
kesehatan/kader TBC dalam melakukan penyuluhan tentang TBC ke masyarakat
Pramuka Penegak membantu melakukan penyuluhan tentang penyakit TBC, pencegahan
dan penanggulangannya.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu melakukan deteksi dini dan
menemukan terduga TBC di masyarakat Gejala utama TBC adalah batuk berdahak, diikuti
dengan dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, dll.
b) Mampu menjadi PMO (Pengawas Menelan
Obat) dan melakukan pendampingan, pengawasan serta memotivasi pasien TBC selama
pengobatan hingga selesai. Tugas PMO adalah memastikan pasien minum obat,
memberi dukungan moral, mengingatkan pasien memeriksa dahak sesuai jadwal,
menemukan dan mengenali gejala efek samping OAT, mengisi kartu kontrol dan
memberikan penyuluhan tentang TBC kepada keluarga pasien.
c) Mampu mengetahui terjadinya efek
samping obat TBC. Efek samping dari obat TBC adalah mual, muntah, diare, sakit
kepala, dll.
d) Mampu berkoordinasi dengan puskesmas
dalam penemuan terduga TBC, pendampingan dan pengawasan pengobatan efek samping
obat. Pramuka Pandega dapat bekerjasama dengan puskesmas dalam pendampingan
pasien TBC.
e) Mampu mengaplikasikan dan memberi
contoh cara mencegah penularan penyakit TBC Infeksi akan terjadi apabila
seseorang menghirup udara yang mengandung percikan dahak yang infeksius. Maka
pencegahan dapat dilakukan dengan cara meminum OAT secara lengkap dan teratur
sampai sembuh, pasien TBC harus menutup mulutnya pada waktu bersih dan batuk
dengan sapu tangan/tisu, tidak membuang dahak sembarangan, menjalankan perilaku
hidup bersih dan sehat.
f) Mampu memberikan penyuluhan tentang
TBC ke masyarakat Pramuka Penegak membantu melakukan penyuluhan tentang
penyakit TBC, pencegahan dan penanggulangannya.
3) SKK
Pengendalian Penyakit Saluran Cerna
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka
Penggalang
b) Mampu memberikan penyuluhan kepada
keluarga dan teman sebayaknya tentang pengendalian penyakit saluran cerna.
Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa penyakit saluran pencernaan
diantaranya diare, demam tifoid, hepatitis A, dll. Pengendaliannya dengan cara
meminum obat saluran pencernaan, jika tidak membaik segera ke puskesmas untuk
mendapatkan penanganan lebih serius.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak
b) Mampu memberikan penyuluhan kepada
masyarakat di lingkungannya tentang pengendalian penyakit saluran cerna.
Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa penyakit saluran pencernaan
diantaranya diare, demam tifoid, hepatitis A, dll. Pengendaliannya dengan cara
meminum obat saluran pencernaan, jika tidak membaik segera ke puskesmas untuk
mendapatkan penanganan lebih serius.
c) Mampu berkoordinasi dengan pihak
terkait dalam pengendalian penyakit saluran cerna Pramuka Pandega dapat
berkoordinasi dengan baik pada pihak-pihak terkait.
d) Mampu mendukung pelaksanaan kegiatan
pengendalian penyakit saluran cerna bersumber daya masyarakat. Pramuka Pandega
bersedia mendukung semua pelaksanaan kegiatan pengendalian penyakit saluran
cerna.
4) SKK
Pengendalian Penyakit Kulit dan Kelamin
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penggalang
b) Mampu memberikan penyuluhan kepada
keluarga dan teman sebayanya tentang pengendalian penyakit HIV AIDS dan IMS. Penyakit
HIV AIDS dan IMS dapat diobati dengan Anti Retroviral (ARV). Jika positif HIV
segera mulai terapi ARV agar tetap sehat dan produktif.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak
b) Mampu memberikan penyuluhan kepada
masyarakat di lingkungannya tentang pengendalian penyakit HIV AIDS dan IMS.
Penyakit HIV AIDS dan IMS dapat diobati dengan Anti Retroviral (ARV). Jika
positif HIV segera mulai terapi ARV agar tetap sehat dan produktif.
c) Mampu berkoordinasi dengan pihak
terkait dalam pengendalian penyakit HIV AIDS dan IMS. Pramuka Pandega bisa
bekerja sama untuk berkoordinasi agar pasien mendapatkan penanganan yang
sesuai.
d) Mampu mendukung pelaksanaan kegiatan
pengendalian penyakit HIV AIDS dan IMS bersumber daya masyarakat. Pramuka Pandega
bersedia mendukung segala pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
pengendalian dan pengobatan penyakit HIV, AIDS dan IMS.
e) Mampu memberikan informasi tentang
pengendalian HIV AIDS dan IMS melalui tulisan di media sosial. Pramuka Pandega
dapat menulis artikel di media sosial tentang sosialisasi penyakit HIV AIDS dan
IMS serta bagaimana cara mengobatinya.
f) Mampu memberikan informasi HIV AIDS
dan IMS melalui karya seni dan kreativitas lainnya terkait pengendalian HIV AIDS dan IMS.
Pramuka Pandega dapat membuat karya seni seperti lukisan, lagu, video
dokumenter tentang penyakit HIV AIDS dan IMS serta bagaimana cara mengobatinya.
g) Menjadi anggota atau ikut mengambil
bagian dalam organisasi yang bergerak dalam pengendalian HIV, AIDS dan IMS
antara lain organisasi GENRE, DUTA HIV, CIMSA, dan lainnya. Penegak Pandega
bersedia ambil bagian dalam kegiatankegiatan pengendalian HIV, AIDS, dan IMS.
h) Melakukan kegiatan pengabdian
masyarakat sebagai pendampingan orang dengan HIV AIDS (ODHA). Penegak Pandega
melakukan kegiatan pengabdian masyarakat untuk melakukan pendampingan orang
dengan HIV AIDS (ODHA).
5) SKK
Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka
Penggalang
b) Mampu memberikan penyuluhan kepada
keluarga dan teman sebayanya tentang pengendalian penyakit tular vektor dan
zoonotic. Pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic adalah dengan memberi
minum sebanyak-banyaknya, kemudian beri obat penurun demam, bawa segera ke
puskesmas atau rumah sakit.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak
b) Mampu menyebutkan morfologi vektor
penular penyakit. Morfologi vektor penular penyakit adalah anopheles (malaria),
aedes (BDB), dan culex (Japanese Encephalitis).
c) Mampu berkoordinasi dengan pihak
terkait dalam pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic. Pramuka Pandega
bersedia bekerja sama dengan pihak terkait untuk pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic.
d) Mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungannya tentang pengendalian penyakit tular vektor dan
zoonotic. Pramuka Pandega dapat memberikan penyuluhan secara jelas tentang
pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic.
e) Mampu mendukung pelaksanaan kegiatan
pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik bersumber daya masyarakat.
Pramuka Pandega bersedia mendukung segala pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan pengendalian dan pengobatan penyakit tular dan vektor.
6) SKK
Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan tandatanda atau
gejala awal dari penyakit tidak menular. Contoh gejala awal penyakit hipertensi
adalah sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak napas, napas pendek,
gelisah, mata berkunangkunang, mudah marah, telinga berdengung, dan rasa berat
di tengkuk.
b) Mampu menjelaskan dan mengenali faktor
risiko penyakit tidak menular. Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang
secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya PTM pada seseorang atau
kelompok tertentu.
c) Mampu melakukan kegiatan
promosi/penyuluhan kepada teman sebaya dan keluarga tentang penyakit tidak
menular. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dapat dilakukan dengan Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE). pengendalian penyakit tidak menular dengan perilaku CERDIK,
yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajib aktifitas
fisik/olahraga, Diet sehat dengan gizi cukup dan kalori seimbang, Istirahat
yang cukup, dan Kelola stress.
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menjelaskan tandatanda atau
gejala awal dari penyakit tidak menular dan melaksanakan deteksi dini PTM
dengan bekerjasama dengan tenaga kesehatan serta merujuk segera ke petugas
kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan. Contoh gejala awal penyakit hipertensi
adalah sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak napas, napas pendek,
gelisah, mata berkunangkunang, mudah marah, telinga berdengung, dan rasa berat
di tengkuk.
b) Mampu melakukan kegiatan promosi/
penyuluhan kepada teman sebaya dan keluarga tentang penyakit tidak menular.
Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dapat
dilakukan dengan Komunikasi, Informasi,
dan Edukasi (KIE) pengendalian penyakit tidak menular dengan perilaku CERDIK,
yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajib aktifitas
fisik/olahraga, Diet sehat dengan gizi cukup dan kalori seimbang, Istirahat
yang cukup, dan Kelola stress.
7) SKK
Kesehatan Jiwa
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan pengertian
kesehatan jiwa. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan Bahagia serta mampu
menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai
sifat positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
b) Mampu menjelaskan ciri perkembangan
jiwa kelompok usia remaja dan masalah kejiwaan yang umum. Perkembangan remaja
dibagi menjadi 3 tahap, yaitu remaja awal (10-14 tahun), remaja pertengahan
(15-16 tahun), dan remaja akhir (17-19 tahun).
c) Mampu menjelaskan upaya meningkatkan
kesehatan jiwa remaja. Upaya meningkatkan kesehatan jiwa remaha terdiri dari meningkatkan
harga diri, mengelola emosi dan perilaku, mengatasi tekanan teman sebaya,
mengelola stress dan resolusi konflik.
d) Menjelaskan ciri dan dampak penyalahgunaan
NAPZA pada kesehatan jiwa remaja. Ciri remaja yang menyalahgunakan NAPZA
terlihat dari perubahan fisik, perubahan sikap dan perilaku, dan peralatan yang
digunakan. Dampaknya adalah komplikasi penyakit, akibat sosial, dan pelanggaran
hukum.
e) Mampu menjelaskan minimal 3 gangguan
jiwa yang banyak ditemukan di masyarakat. Gangguan jiwa yang sering ditemukan
di masyarakat yaitu gangguan cemas, depresi, dan gangguan psikotik.
f) Mampu menjelaskan cara melaporkan
saat menemukan remaja penyalahgunaan NAPZA. Saat menemukan remaja dengan
penyalahgunaan NAPZA maka segera laporkan ke Gugus Depan, lalu Gugus Depan akan
melakukan pendampingan pada remaja dengan penyalahgunaan NAPZA, dan Gugus Depan
melaporkan ke Puskesmas terdekat.
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Memahami materi SKK Pramuka Penegak
b) Mampu memberikan penyuluhan mengenai
perkembangan jiwa kelompok usia remaja dan masalah kesehatan kejiwaan yang umum
c) Mampu melakukan pendampingan pada
remaja bermasalah
d) Mampu memberikan penyuluhan tentang
dampak penyalahgunaan NAPZA pada kesehatan jiwa. Ciri remaja yang
menyalahgunakan NAPZA terlihat dari perubahan fisik, perubahan sikap dan
perilaku, dan peralatan yang digunakan. Dampaknya adalah komplikasi penyakit,
akibat sosial, dan pelanggaran hukum.
0 comments:
Posting Komentar