LATIHAN RUTIN

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

SELEKSI KONTINGEN DAERAH / NASIONAL

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

OUTBOUND

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

HARI KESEHATAN NASIONAL

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

GEMITRA

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

Angkatan-1 Angkatan-2 Angkatan-3 Angkatan-4 Angkatan-5

PROFIL KOMANDO PASUKAN WIJAYAKESUMA (KOPASMA)


UMUM
Untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, maka adanya suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya adalah dengan mengadakan suatu kegiatan yang dapat membangkitkan, mendorong dan mengarahkan keinginan dan semangat serta kemampuan adik-adik Pramuka.

Dalam hal ini gerakan Pramuka sebagai Organisasi Pendidikan yang beranggotakan para pemuda sukarela, mencoba mendidik dan membina kaum muda Indonesia dengan tujuan agar mereka menjadi :
1. Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti yang luhur.
2. Warga Negara Indonesia yang berjiwa pancasila, setia dan patuh terhadap NKRI.

Berkenaan dengan hal tersebut, Gerakan Pramuka Saka Bakti Husada Kwartir Cabang Kudus, sebagai salah satu bagian dari organisasi Gerakan Pramuka yang peduli dengan masa depan generasi muda, berusaha mengadakan kegiatan yang mengarahkan kaum muda agar mereka menjadi apa yang di cita-citakan oleh gerakan pramuka pada umumnya, yaitu : sebagai manusia yang ber IMTAQ dan IPTEK, Sehingga di harapkan dapat memajukan bumi Indonesia tercinta.

Dalam rangka mewujudkan bakti masyarakat yang lebih siap oleh anggota Saka Bakti Husada, serta peningkatan kualitas personil pelaksana bakti Saka Bakti Husada khususnya dalam keterampilan di bidang kesehatan, maka dirintislah sebuah komunitas berbentuk pasukan dengan sistem komando yang diberi nama Komando Pasukan Wijayakesuma atau disingkat KOPASMA.

PENGERTIAN
Komando Pasukan Wijayakesuma atau disingkat KOPASMA adalah sebuah pasukan khusus yang merupakan bagian dari Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus. Nama Kopasma sendiri menunjukkan identitas dari pasukan ini yang bergerak dalam bidang kesehatan (bunga wijayakesuma) sebagai tenaga bantu yang dijalankan dengan sistem komando.

KOPASMA dengan sistem komando dimaksudkan agar pada saat pelaksanaan kegiatan dapat benar-benar terarah sesuai dengan instruksi yang diberikan, serta untuk menjamin pelaksanaan tugas secara cepat dan tepat.

Dengan sistem yang seperti itu, maka calon anggota KOPASMA memerlukan pendidikan sebaik mungkin, sehingga anggota menjadi pribadi yang memiliki fisik yang kuat, mental yang tegas dan kokoh, patuh pada perintah dan selalu siap kapanpun dimanapun.

TUJUAN
Adapun tujuan dibentuknya adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan tenaga relawan penolong yang mumpuni dalam misi kemanusiaan
2. Membentuk pasukan andalan SBH di segala bidang
3. Mendongkrak citra SBH di mata masyarakat khususnya di kalangan pramuka penegak dan pandega
4. Menumbuhkan kebanggaan anggota SBH secara umum dan KOPASMA secara khusus
5. Menciptakan hubungan kekeluargaan yang kuat

SASARAN
1. Anggota Saka Bakti Husada se-Kwarcab Kudus
2. Calon anggota Saka Bakti Husada se-Kwarcab Kudus
3. Purna anggota Saka Bakti Husada se-Kwarcab Kudus

SEJARAH
Kopasma didirikan secara simbolis oleh 2 orang Pamong SBH Kwarcab Kudus yaitu kakak Wahyu Boedi Chrestianto serta kakak Muhammad Lukman Khakim pada tanggal 18 Oktober 2019 pukul 01.00 WIB di komplek ziarah makam Sunan Kalijaga, Kadilangu, Kabupaten Demak, setelah menyelesaikan perjalanan ziarah 3 wali yaitu Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Kalijaga.


KRIDA BINA PHBS

KRIDA BINA PHBS
Krida Bina PHBS adalah wadah pengetahuan dan keterampilan tentang PHBS agar mau dan mampu menerapkan pada diri sendiri, keluarga serta menggerakkan masyarakat.
 
Tujuan Krida Bina PHBS untuk memperoleh kecakapan khusus tentang PHBS di rumah tangga, sekolah, tempat-tempat umum, tempat kerja dan di institusi kesehatan.
 
SKK Krida PHBS ada 5 (lima) yaitu:
1. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) PHBS di Rumah Tangga
2. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) PHBS di Sekolah
3. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) PHBS di Tempat-tempat Umum
4. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) PHBS di Tempat Kerja
5. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) PHBS di Institusi Kesehatan
 
Berdasarkan syarat kecakapan khusus yang terdapat di Krida Bina PHBS maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami Krida Bina PHBS dapat meningkatkan PHBS di rumah tangga, sekolah, tempat-tempat umum, tempat kerja, dan institusi kesehatan, serta di Kwartir Cabang atau Kabupaten/Kota diseluruh Indonesia.

1) SKK PHBS di Rumah Tangga
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK PHBS di Rumah Tangga

b) Mampu memahami materi PHBS di Rumah Tangga

c) Mampu mengajak keluarga dan teman sebaya untuk melaksanakan PHBS di Rumah Tangga
 
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK PHBS di Rumah Tangga seperti pada Pramuka Penegak

b) Mampu membina PHBS di Rumah Tangga bagi lingkungan keluarga, teman sebaya dan masyarakat

c) Mampu memberikan penyuluhan PHBS di Rumah Tangga dengan menggunakan metode dan media yang sesuai
 
2) SKK PHBS di Sekolah
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK PHBS di Sekolah

b) Mampu memahami materi PHBS di Sekolah

c) Mampu mengajak keluarga dan teman sebaya untuk melaksanakan PHBS di Sekolah
 
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK PHBS di Sekolah seperti pada Pramuka Penegak

b) Mampu membina PHBS di Sekolah bagi lingkungan keluarga, teman sebaya dan masyarakat

c) Mampu memberikan penyuluhan PHBS di Sekolah dengan menggunakan metode dan media yang sesuai
 
3) SKK PHBS di Tempat-tempat Umum
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK PHBS di Tempat-tempat Umum seperti pada Pramuka Penggalang

b) Mampu memahami materi PHBS di Tempat-tempat Umum

c) Mampu mengajak keluarga dan teman sebaya untuk melaksanakan PHBS di Tempat-tempat Umum
 
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK PHBS di Tempat-tempat Umum seperti pada Pramuka Penegak

b) Mampu membina PHBS di Tempattempat Umum bagi lingkungan keluarga, teman sebaya dan masyarakat

c) Mampu memberikan penyuluhan PHBS di Tempat-tempat Umum dengan menggunakan metode dan media yang sesuai
 
4) SKK PHBS di Tempat Kerja
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK PHBS di Tempat Kerja seperti pada Pramuka Penggalang

b) Mampu memahami materi PHBS di Tempat Kerja

c) Mampu mengajak keluarga dan teman sebaya untuk melaksanakan PHBS di Tempat Kerja
 
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK PHBS di Tempat Kerja seperti pada Pramuka Penegak

b) Mampu membina PHBS di Tempat Kerja bagi lingkungan keluarga, teman sebaya dan masyarakat

c) Mampu memberikan penyuluhan PHBS di Tempat Kerja dengan menggunakan metode dan media yang sesuai
 
5) SKK PHBS di Institusi Kesehatan
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK PHBS di Institusi Kesehatan seperti pada Pramuka Penggalang

b) Mampu memahami materi PHBS di Institusi Kesehatan

c) Mampu mengajak keluarga dan teman sebaya untuk melaksanakan PHBS di Institusi Kesehatan
 
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK PHBS di Institusi Kesehatan seperti pada Pramuka Penegak

b) Mampu membina PHBS di Institusi Kesehatan bagi lingkungan keluarga, teman sebaya dan masyarakat

c) Mampu memberikan penyuluhan PHBS di Institusi Kesehatan dengan menggunakan metode dan media yang sesuai

KRIDA BINA OBAT

KRIDA BINA OBAT
Krida Bina Obat adalah wadah kegiatan keterampilan dan pengetahuan tertentu untuk memberikan kecakapan khusus mengenai obat-obatan, jamu, kosmetika, pangan dan narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya.
 
Tujuan Krida Bina Obat untuk memperoleh kecakapan khusus tentang pemahaman obat, pembuatan jamu yang baik dan pemanfaatannya, pencegahan dan penaggulangan penyalahgunaan narkotika, spikotropika dan zak adiktif lainnya, pemilihan pangan sehat dan pembinaan kosmetika.
 
SKK Krida Bina Obat ada 5 (lima) yaitu:
a. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pemahaman Obat
b. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pembuatan Jamu yang Baik dan Pemanfaatannya
c. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
d. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pemilihan Pangan Sehat
e. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pembinaan Kosmetika
 
Berdasarkan syarat kecakapan khusus yang terdapat di Krida Bina Obat maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami Krida bina obat dapat menjadi wirausaha jamu.

1. SKK Cerdas Menggunakan Obat
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mengetahui arti, guna dan bahaya obat. Obat adalah zat kimia yang bersifat racun, namun dalam jumlah tertentu dapat memberikan efek mengobati penyakit.

b) Mengetahui obat yang dapat dipergunakan untuk pertolongan pertama. Mengerti tentang obat yang digunakan untuk pertolongan pertama pada diare, penyakit kulit, batuk, demam tinggi, penyakit kecacingan, dan luka bakar ringan.

c) Mengetahui bahaya penggunaan obat yang melampaui takaran. Obat harus digunakan sesuai dengan dosis dan cara penggunaan yang dianjurkan oleh dokter atau tercantum pada kemasan. Pada kemasan obat bebas dan obat bebas terbatas biasanya tercantum efek samping serta peringatan dan perhatian, dan untuk obat antibiotika, jika digunakan secara tidak tepat dapat menyebabkan kuman/bakteri menjadi kebal.

d) Mengetahui cara menyimpan obat yang baik dan benar. Obat-obatan pada umumnya adalah bahan yang terdiri dari zat kimia yang sangat peka terhadap panas, kelembaban, dan sinar matahari. Cara penyimpanan obat secara umum antara lain menjauhkan dari jangkauan anak-anak, menyimpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah yang tertutup rapat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung, serta jangan meninggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama, dan jangan simpan obat yang telah kadaluarsa.

e) Mengetahui tanda-tanda obat rusak. Obat rusak dapat diakibatkan oleh udara yang lembab, sinar matahari, suhu, dan goncangan fisik. Obat dikatakan rusak apabila terjadi perubahan warna, bau dan rasa, pecah, basah, melekat satu dengan yang lain, timbul noda bitnik-bintik, dll.

f) Mengetahui dan dapat menjelaskan cara pembuangan obat. Pembuangan obat dapat dilakukan apabila obat rusak akibat penyimpanan yang lama atau kadaluarsa. Obat yang rusak dapat dibuang dengan cara menimbun ke dalam tanah atau membuang ke saluran air.

g) Obat-obatan yang dapat digunakan untuk pertolongan pertama. Untuk menghentikan diare dapat diberikan Norit (karbo adsorben). Untuk mencegah infeksi luka pada kulit dapat gunakan Povidon Iodin sebagai antiseptik. Untuk meredakan batuk, minumlah air hangat yang banyak dan jangan makan makanan dingin dan berminyak serta minuman seperti air dingin (es), soda, dan kopi. Untuk mengatasi demam dapat memberikan paracetamol atau aspirin. Untuk mengobati cacingan dapat diberikan piperazin atau pyrantel pamoat. Untuk mengobati luka bakar ringan dapat diobati dengan salep minyak ikan, margarine, atau minyak goreng.

h) Mengerti tentang penggolongan obat. Berdasarkan bentuk sediaannya yaitu, bentuk cair, bentuk setengah padat, bentuk padat, dan bentuk gas. Berdasarkan cara penggunaan yaitu, obat dalam dan obat luar. Berdasarkan penandaan yaitu, obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat psikotropika, dan obat narkotika. Berdasarkan kandungan zat berkhasiat yaitu, obat generik, obat nama dagang, obat paten.

i) Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan obat yaitu, Nomor Izin Edar (NIE), masa kadaluarsa, serta peringatan dan perhatian.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penegak

b) Melatih kecerdasan menggunakan obat sedikitnya seorang Pramuka atau anggota masyarakat

c) Dapat memberikan penyuluhan tentang pemahaman obat
 
2. SKK Pembuatan Jamu Yang Baik dan Pemanfaatannya
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mengerti arti jamu, jamu segar, dan kegunaannya. Jamu merupakan warisan budaya bangsa Indonesia, berupa ramuan bahan tumbuhan obat. Jamu segar adalah jamu yang baru dibuat dari ramuan bahan tumbuhan obat untuk segera dikonsumsi. Jamu dapat digunakan untuk menjaga kesehatan, kebugaran, dan kecantikan serta dapat membantu pemulihan kesehatan dan pencegahan penyakit.

b) Mengetahui dan dapat menjelaskan aspek/persyaratan yang wajib dipenuhi jamu. Jamu yang dibuat harus memenuhi aspek/persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan. Dalam segi keamanan, jamu telah digunakan secara turun menurun, menggunakan bahan tumbuhan obat, dan tidak ditambahkan bahan kimia. Dalam segi mutu, jamu harus diolah sesuai dengan kaidah cara pembuatan jamu segar yang baik dan layak dikonsumsi. Dalam segi kemanfaatan, jamu bermanfaat jika digunakan secara teratur dan sesuai dengan tujuan penggunaan dan efek penyembuhan tidak dapat dirasakan secara langsung.

c) Mengetahui dan dapat menjelaskan proses pembuatan jamu segar. Pertama, pemilihan bahan baku yang baik dan benar yaitu jenis tumbuhan benar, bebas dari cemaran dan bahan lainnya seperti tanah, pasir, rumput. Tumbuhan yang cukup umur, bebas dari hama penyakit, dan tumbuhan yang digunakan tepat. Kedua, penanganan bahan baku dengan cara mensortir bahan baku untuk memisahkan dari bahan lainnya, mengupas atau mengkerik jika perlu, dan mencuci bahan dengan air mengalir dan tiriskan. Ketiga, pengolahan bahan baku jamu dapat ditumbuk/parut/pipis/ blender, menambahkan air masak, serta memilih peralatan yang bersih dan aman bagi kesehatan. Keempat, pengemasan jamu, jamu disimpan dalam botol kaca, botol yang aman untuk makanan (food grade) dan tidak menggunakan botol bekas air mineral atau botol plastic lainnya yang tidak sesuai.

d) Mengetahui dan dapat menjelaskan aspek higiene dan sanitasi. Aspek kebersihan diri yaitu, badan dalam kondisi sehat, pakaian harus bersih, kuku tangan pendek dan bersih, menggunakan tutup kepala, celemek, sarung tangan dan masker bila flu, dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebelum dan setelah membuat jamu. Aspek kebersihan peralatan dan lingkungan yaitu, mencuci bersih peralatan dengan sabun dan simpan ditempat khusus, tidak mencuci peralatan di dalam jamban/toilet, mencuci botol dengan sabun sampai bersih dan bilas dengan air, merebus botol dalam air sampai mendidih selama 15 menit, lalu tiriskan hingga kering sebelum disimpan pada tempat khusus. Lingkungan pembuatan jamu dan penyimpanan peralatan harus bersih dan bebas dari binatang dan cemaran, tersedia tempat sampah tertutup, dan melakukan pembersihan secara rutin.

e) Mengerti dan dapat menjelaskan cara memilih jamu bungkusan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih produk jamu bungkusan adalah label harus memuat nama produk, logo jamu, Nomor Izin Edar, tanggal kadaluarsa, komposisi bahan, aturan pakai, khasiat, Nomor Kode Produksi, nama perusahaan/alamat, dan kondisi kemasan dalam keadaan baik, serta bentuk fisik yang dicirikan dengan warna dan rasa yang tidak berubah serta tidak berbau apek.
 
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penegak

b) Memberikan contoh pembuatan ramuan jamu segar contohnya anggur jamu, kunyit asem, beras kencur, temulawak, kunyit sirih, gula asem, cabe puyang, sinom, secang, dll.

c) Memberikan contoh tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang dimanfaatkan, nama latinnya dan pemanfaatannya.

3. SKK Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif Lainnya
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Menjelaskan tentang arti penyalahgunaan narkotika, psikotropika, alkohol, dan zat adiktif lainnya. Narkotika (menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri. Psikotropika (menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika) adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaltif. Zat Adiktif (menurut Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan) adalah bahan yang menyebabkan adiksi atau ketergantungan yang membahayakan kesehatan dengan ditandai perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena fisiologis, serta keinginan kuat untuk mengonsumsi bahan tersebut. 

b) Mengerti arti penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Penyalahgunaan zat adalah pemakaian secara terus menerus atau sekali-kali dan berlebihan serta tidak menurut petunjuk dokter atau praktik kedokteran.

c) Mengerti apa yang dimaksud dengan ketergantungan. Ketergantungan zat adalah suatu kebutuhan fisik atau mental (psikologik) atau keduanya terhadap zat secara terus-menerus atau jarang/sekali-kali.

d) Mengetahui tanda-tanda penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Tanda penyalahgunaan adalah terdapat penggunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya tanpa petunjuk dokter, kadang-kadang pemakaian yang sangat berlebihan atau mengurangi penggunaannya, dan kadang-kadang pemakaian yang sangat berlebihan sampai keracunan, sehingga kesadaran dan pernafasan terganggu.

e) Mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, alkohol, dan zat adiktif lainnya.
 
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Pramuka ini harus telah memenuhi SKK pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya tingkat golongan penegak

b) Mengenal Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

c) Telah melatih sedikitnya 1 orang Pramuka atau anggota masyarakat sehingga memenuhi SKK (memperoleh TKK) pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya tingkat golongan penegak

d) Dapat memberikan keterangan kepada sekelompok Pramuka atau anggota masyarakat tentang pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya tingkat golongan penegak.
 
4. SKK Pemilihan Pangan Sehat
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Menjelaskan definisi pangan sehat. Pangan sehat adalah pangan yang aman, bermutu, dan bergizi seimbang. Pangan yang aman adalah pangan yang bebas dari cemaran bahan yang tidak diinginkan dalam pangan. Pangan yang bermutu adalah pangan yang memenuhi standar layak konsumsi. Pangan yang bergizi adalah pangan yang sesuai dengan persyaratan gizi seimbang.

b) Mengetahui sumber bahaya pada pangan yang dapat mengganggu kesehatan. Sumber bahaya tersebut diantaranya adalah cemaran (cemaran biologi, cemaran kimia, dan cemaran fisik), residu (residu pestisida dan residu antibiotic dan hormon), serta penggunaan BTP yang tidak sesuai aturan.

c) Mengetahui bahan tambahan pangan (BTP) yang boleh digunakan. Bahan Tambahan Pangan digunakan dengan tujuan untuk memberikan warna dan aroma yang lebih menarik, membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah, dan enak dimilut, menjaga masa simpan dan kualitas pangan, dan membantu dalam pembuatan, pengolahan, penyiapan, atau penyimpanan makanan.

d) Mengetahui bahan berbahaya yang dilarang digunakan. Bahan berbahaya yang sering disalahgunakan sebagai BTP antara lain, boraks, formalin, dan pewarna tekstil.

e) Mengetahui akibat penggunaan bahan berbahaya yang dilarang bagi kesehatan. Dampak dari penggunaan bahan berbahaya ini bisa akut maupun kronis, hal ini tergantung dari banyaknya bahan berbahaya yang dikonsumsi, jangka waktu paparan bahan berbahaya, dan daya tahan tubuh yang berbeda.

f) Menjelaskan cara memilih pangan sehat. Pangan dibagi 3 jenis yaitu pangan segar, pangan olahan, dan pangan siap saji.
 
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Menjelaskan upaya pencegahan terhadap sumber bahaya pada pangan. Contohnya mengecek tanggal kadaluarsa makanan yang dibeli dan menghindari penggunaan minyak goreng berulang lebih dari 2 kali.

b) Mengetahui peraturan terkait pangan. Peraturan terkait pangan antara lain UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan. Konsumen, UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, UU No.18 Tahun 2012 tentang Pangan, dll.
 
5. SKK Pembinaan Kosmetika
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mengetahui arti kosmetika. Kosmetika adalah bahan/campuran bahan yang digunakan untuk membersihkan, memelihara dan mempercantik diri yang digunakan dengan cara digosokan, dilekatkan, dituangkan, dipercikan, disemprotkan pada bagian luar tubuh, bukan produk untuk menyembuhkan atau mengobati.

b) Mengetahui dan dapat mengenal ciri-ciri kulit kondisi kulit manusia antara lain normal, kering, berminyak, kombinasi, dan sensitif.

c) Mengetahui tips menjaga kulit sehat, Tips menjaga kesehatan kulit yaitu, melakukan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), menggunakan kosmetika sesuai kebutuhan secara teratur, menggunakan pelembab untuk jenis kulit yang sesuai, tidak merokok, melindungi kulit dari sengatan sinar matahari, mengkonsumsi makanan yang sehat, perbanyak minum air putih, istirahat dan olahraga yang cukup, dan mengelola stress.

d) Mengetahui arti dan fungsi rambut. Rambut adalah bulu yang tumbuh pada kulit manusia terutama di kepala dan berkeratin yang dihasilakn oleh folikel / akar rambut. Fungsi rambut adalah untuk melindungi penyebaran produksi kelenjar keringat, pelindung kerusakan fisik dan kimia, penjaga terhadap kehilangan panas atau kekeringan, dan membuat penampilan diri semakin indah.

e) Mengetahui dan dapat menjelaskan jenis dan sifat rambut. Jenis-jenis rambut sesuai kulit kepala yaitu rambut normal, rambut berminyak, dan rambut kering. Sedangkan sifat rambut yaitu, elastisitas, porositas, dan tekstur.

f) Mengetahui dan dapat menjelaskan masalah rambut dan kulit kepala. Masalah rambut yaitu, ketombe, rambut rontok, rambut kusam, rambut patah, dan kebotakan.

g) Mengetahui dan dapat menjelaskan cara merawat rambut dan memberikan kondisioner rambut. Cara merawat rambut yaitu, sisirlah rambut terlebih dahulu, basahi rambut dan kulit kepala dengan air hangat, tuangkan shampoo secukupnya lalu gosok perlahan, bilas rambut dengan air dingin, peras rambut dengan lembut, kemudian usapkan kondisioner, lalu biarkan rambut mengering dengan sendiirinya. Memberikan kondisioner pada rambut harus didasar oleh penyesuaian jenis rambut, waktu yang tepat dalam memberikan kondisioner, serta gunakan teknik dan aplikasi yang tepat.

h) Mengetahui penandaan pada kemasan kosmetika. Penandaan pada kemasan kosmetika antara lain mencantumkan nama kosmetika dan berat bersih, mencantumkan keterangan kegunaan dan cara penggunaan, mencantumkan komposisi yang jelas, mencantumkan nama dan alamat lengkap pemohon notifikasi.

i) Mengetahui dan dapat menjelaskan tips memilih dan memakai kosmetika. Tips memilih kosmetika yang tepat dan benar adalah memilih kosmetika sesuai dengan kebutuhan kulit, memperlahitan label, memilih produk yang sudah terdaftar di BPOM, dan memastikan isi produk dan kemasan dalam keadaan baik. Tips memakai kosmetika adalah mengenali jenis kulit/rambut, membaca dengan teliti dan ikuti cara penggunaan, memperhatikan peringatan dan perhatian pada label, serta menghindari pemakaian kosmetika secara bergantian dengan orang lain.
 
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penegak

b) Mengetahui dan dapat menjelaskan cara bijak menggunakan produk lipstick, produk wewangian, produk antijerawat, pencerahan kulit, tabir surya, pewarna rambut.

c) Mengetahui bahan alami untuk merawat rambut. Misalkan lidah buaya untuk menyuburkan rambut dan jeruk nipis untuk menghilangkan ketombe.

d) Mewaspadai efek samping kosmetika rambut Iritasi akibat penggunaan shampoo atau pewarna sebaiknya dirujuk ke dokter dan menghentikan pemakaian produk. Dermatitis yaitu jika terdapat gejala gatal, bengkak merah, sebaiknya menghentikan produk dan segera hubungi dokter.

 

KRIDA BINA GIZI

KRIDA BINA GIZI
Krida Bina Gizi adalah wadah kegiatan keterampilan, pengetahuan dan teknologi tertentu untuk memberikan kecakapan khusus tentang Gizi di Rumah Tangga, Gizi di Masyarakat, dan Gizi di Institusi Kesehatan.
 
Tujuan Krida Bina Gizi untuk memperoleh kecakapan khusus tentang mengenal keadaan gizi, kegiatan gizi di pos pelayanan terpadu, perencanaan menu, penyuluhan gizi dan pengangan gizi darurat.
 
SKK Krida Bina Gizi ada 5 (lima) yaitu:
a. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Mengenal Keadaan Gizi
b. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Kegiatan Gizi di Pos Pelayanan Terpadu
c. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Perencanaan Menu
d. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Penyuluhan Gizi
e. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Penanganan Gizi Darurat
 
Berdasarkan syarat kecakapan khusus yang terdapat di Krida Bina Gizi maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami Krida Bina Gizi dapat menjadi wirausaha kuliner sehat.
 
1) SKK Mengenal Keadaan Gizi
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan masalah gizi di Indonesia. Masalah gizi yang ada di Indonesia adalah kekurangan dan kelebihan gizi diantaranya kurus dan sangat kurus, kekurangan energi kronis, anemia gizi besi, dll.

b) Mampu menjelaskan penyebab masalah gizi. Penyebab masalah gizi diantaranya adalah asupan pangan/gizi, kesehatan, aksesibilitas pangan, pola asuh, air minum/sanitasi, dll.

c) Mampu mengenal sasaran yang terdampak masalah gizi. Sasaran yang terdampak masalah gizi adalah balita, anak-anak, remaja, orang dewasa, dan lanjut usia.

d) Mampu menjelaskan tanda-tanda masalah gizi. Masalah gizi pada sasaran dapat dikenali dengan memperhatikan tanda-tanda yang dapat dilihat dari fisik, seperti kurus dan sangat kurus, GAKI, anemia gizi besi, dan kekurangan vitamin A.

e) Mampu melaporkan sasaran dengan tanda-tanda masalah gizi di lingkungannya. Tahap pelaporan yaitu setelah dapat menilai dan menganalisis adanya masalah gizi, melaporkan ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan selanjutnya berperan serta dalam mengatasi masalah gizi di lingkungannya.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menguasai materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu menganalisis masalah gizi di lingkungannya agar dapat ditindaklanjuti. Yang perlu diperhatikan dalam menganalisis masalah gizi adalah dengan menilai keadaan/status gizi dari hasil pengukuran berat badan dan panjang badan atau tinggi badan.

c) Mampu bekerjasama dengan berbagai pihak (tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, keluarga sasaran, dan lain-lain) dalam mencegah dan menanggulangi masalah gizi di lingkungannya. Bekerjasama dalam bentuk membantu merujuk penderita masalah gizi ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan, bekerjasama dengan berbagai pihak, berperan serta daam mengatasi masalah gizi di lingkungannya
 
2) SKK Kegiatan Gizi di Pos Pelayanan Terpadu
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan pengertian, sasaran dan lokasi posyandu. Posyandu adalah wadah pelayanan kesehatan di tingkat desa/kelurahan, dilaksanakan secara berkesinambungan yang melibatkan masyarakat, kader, bidan di desa (poskesdes) dan puskesmas. Sasaran posyandu ialah ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita. Posyandu berada di setiap desa/kelurahan.

b) Mampu menjelaskan tujuan dan manfaat posyandu. Tujuan posyandu untuk menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Sedangkan manfaatnya adalah agar masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi tentang penurunan AKI, AKB, dan AKABA, memperoleh layanan profesional terkait kesehatan Ibu dan Anak, dan efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan terpadu.

c) Mampu mengenal kader di posyandu. Kader merupakan pelaksana posyandu yang difasilitasi oleh petugas kesehatan.

d) Mampu memahami kegiatan gizi di posyandu. Langkah kegiatan gizi di posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan berat badan dan pengukuran lingkar lengan atas ibu hamil, pencatatan, penyuluhan, pelayanan kesehatan.

e) Mampu membantu kader dalam pelaksanaan kegiatan di posyandu. Membantu kader dengan cara menyebarluaskan hari buka Posyandu ke warga setempat, ikut serta dalam pembagian tugas antar kader, membantu koordinasi kader, dll.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menguasai materi SKK golongan Pramuka Penegak

b) Melakukan kegiatan gizi di posyandu. Tahap kegiatan gizi adalah persiapan, kegiatan penimbangan dan pengisian KMS, membagikan obat program gizi, penyuluhan gizi, penyelenggaraan dan konseling gizi.

c) Memahami cara peningkatan cakupan gizi di posyandu dan pengembangan kegiatan gizi dengan mengikuti pertemuan tentang gizi di wilayah binaannya. Cara meningkatkan cakupan gizi ialah melengkapi sarana/prasarana posyandu, pendataan sasaran posyandu, penyebarluasan kegiatan posyandu sebelum hari H, dll.

d) Menganalisis hasil kegiatan gizi di posyandu. Analisis hasil kegiatan gizi di posyandu dapat menggunakan analissi SKDN.

e) Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam peningkatan pemanfaatan posyandu. Kerjasama dengan pemerintah dan non pemerintah yang mendukung kegiatan posyandu.
 
3) SKK Perencanaan Menu Gizi Seimbang
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan pengertian dan prinsip gizi seimbang Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Prinsip gizi seimbang adalah keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur.

b) Mampu menjelaskan manfaat dan pesan umum gizi seimbang. Manfaat gizi seimbang yaitu
mencukupi kebutuhan zat gizi, mendapatkan jumlah zat gizi yang sesuai, mendapatkan vitamin dan serta yang cukup, meningkatkan konsetrasi belajar, dll. Sedangkan pesan umum gizi seimbang yaitu syukuri dan nikmati anekaragam makanan, banyak makan sayuran dan buah-buahan, biasakan mengonsumsi lauk pauk protein tinggi, dll.

c) Mampu menyusun rencana menu bergizi seimbang sesuai isi piringku untuk 3 hari bagi diri sendiri dan orang banyak. Perencanaan menu bergizi seimbang adalah kegiatan penyusunan menu untuk memenuhi selera dan kebutuhan zat gizi dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan visualisasi isi piringku (makanan pokok, karbohidrat, lauk pauk sumber protein, sayur dan buah sumber vitamin, mineral).

d) Mampu menyediakan menu makanan sederhana bergizi seimbang sesuai isi piringku bagi diri dan orang banyak. Menu makanan sederhana untuk diri sendiri yaitu menu sekali makan dan menu tiga hari. Hal yang diperhatikan dalam menu diri sendiri yaitu penyusunan menu disesuaikan dengan bahan makanan lokal yang tersedia. Hal yang perlu diperhatikan dalam menu orang banyak adalah rasa harus netral, mudah dikerjakan, mudah dibagikan, tidak memerlukan banyak alat, dll.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu menjelaskan pengelompokkan bahan makanan. Makanan dikelompokkan menjadi makanan pokok sumber karbohidrat, lauk pauk sumber protein, sayuran sumber vitamin dan mineral, buahbuahan.

c) Mampu mengidentifikasi menu bergizi seimbang sesuai isi piringku. Contoh menu bergizi seimbang sesuai isi piringku yaitu menu nasi, telur dadar, nasi sop sayur, dll.

d) Mampu menyampaikan laporan sedehana hasil identifikasi menu bergizi seimbang sesuai isi piringku. Laporan hasil indentifikasi jenis menu dilakukan pada saat pandega melakukan penilaian/indentifikasi menu makanan.

e) Mampu membantu memberikan rekomendasi menu bergizi seimbang sesuai isi piringku. Berdasarkan hasil identifikasi dan laporannya maka pandega diharapkan mampu memberikan rekomendasi menu sesuai gizi seimbang untuk perbaikan menu.
 
4) SKK Penyuluhan Gizi
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan tentang pengertian penyuluhan gizi. Penyuluhan gizi adalah proses perubahan perilaku di masyarakat agar mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan dalam kehidupannya terkait gizi.

b) Mampu menjelaskan metode penyuluhan gizi. Metode penyuluhan gizi individu terdiri dari bimbingan konseling, konsultasi sederhana, lobi, advokasi. Metode penyuluhan gizi kelompok terdiri dari diskusi kelompok, role play, ceramah, seminar. Metode penyuluhan gizi massal biasanya menggunakan media massa.

c) Mampu menjelaskan alat peraga untuk penyuluhan gizi. Alat peraga untuk penyuluhan gizi terdiri dari media visual, audio dan audio visual.

d) Mampu mengenal target sasaran penyuluhan gizi. Target sasaran penyuluhan gizi terdiri dari sasaran primer, sekunder, tersier.

e) Mampu menjelaskan langkahlangkah penyuluhan gizi. Langkah-langkah penyuluhan gizi adalah mengenal masalah gizi, masyarakat, wilayah setempat, menentukan tujuan penyuluhan, menentukan sasaran penyuluhan, menentukan materi penyuluhan, menentukan metode penyuluhan, menentukan waktu dan tempat penyuluhan.

f) Mampu melakukan penyuluhan gizi dengan metode sederhana untuk masyarakat. Penegak dapat melakukan kegiatan penyuluhan gizi menggunakan materi yang sudah tersedia dengan menggunakan media dan metode penyuluhan yang sederhana yang bisa diperoleh dengan mudah di lingkungan sekitarnya.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penegak

b) Mampu memilih materi penyuluhan gizi sesuai sasaran. Langkah-langkah membuat materi penyuluhan gizi adalah memilih materi yang sesuai dengan permasalahan gizi di wilayah tersebut, menyusun materi dengan bahasa yang mudah dimengerti, melengkapi dengan gambar-gambar yang mendukung, menggunakan alat peraga.

c) Mampu membuat alat peraga untuk penyuluhan gizi. Hal yang diperhatikan dalam membuat alat peraga penyuluhan gizi adalah ketersediaan dana pembuatan dan pemeliharaan media, kesesuaian media yang akan dibuat dengan metode yang digunakan, kesesuaian media dengan karakteristik sasaran penyuluhan gizi, dll.

d) Mampu melatih anggota pramuka untuk memberikan penyuluhan gizi sederhana. Pramuka Pandega mampu melatih anggota pramuka tingkatan di bawahnya untuk memberikan penyuluhan gizi sederhana.
 
5) SKK Penanganan Gizi Darurat
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Memahami pengertian dan tujuan penanganan gizi dalam situasi darurat. Pengertian penanganan gizi adalah upaya penanganan gizi dalam situasi darurat merupakan rangkaian kegiatan pra hingga pasca bencana. Dengan tujuan agar pelayanan gizi secara tepat dan tepat untuk mencegah memperbaiki dan mempertahankan status gizi pengungsi.

b) Mengetahui macam-macam kegiatan penanganan gizi dalam situasi darurat. Kegiatan penanganan gizi terjadi pada proses pra, bencana dan pasca bencanana. Pada pra bencana yaitu dalam situasi tidak terjadi bencana dan dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana. Kegiatan penanganan gizi pada tanggap darurat bencana (siaga darurat, tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan).

c) Mampu menjelaskan perlengkapan dapur umum dan dapur khusus makanan darurat. Perlengkapan dapur umum darurat terdiri dari peralatan pokok (kompor, langseng ukuran 25 kg, panci ukuran besar, wajan ukuran besar, serok, dll) dan peralatan penunjang (ember plastik pakai tutup, ember plastik biasa, gayung air, dll)

d) Mampu membantu persiapan dan pelaksanaan dapur umum. Persiapan dimulai dengan mempersiapkan peralatan dapur sesuai fungsi, persiapan bahan makanan, petugas harus bersih, penyimpanan bahan makanan basah, penyimpanan bahan makanan kering, cara mengolah, cara distribusi, dll.

e) Mampu membantu pelaksanaan pendataan dan pemantauan status gizi dalam situasi darurat. Membantu kegiatan pengukuran antropometri sasaran pengungsi rawan gizi meliputi membantu menimbang berat badan, mengukur panjang/tinggi badan dan mengukur LiLA ibu hamil dan menyusui.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penegak

b) Mampu membimbing penegak dalam membantu penanganan gizi pada situasi darurat. Pada pra bencana Pramuka Penegak yang terlibat adalah sesuai rencana kontinjensi kegiatan gizi, memahami beberapa sarana dan prasarana, mengusulkan dukungan dan keterlibatan, memahami dan membantu penyediaan buffer stock suplementasi gizi, terakhir Pramuka Penegak menjadi bagian dari salah satu penggerak sumber daya petugas yang langsung membantu penanganan gizi. pada tanggap darurat lanjut dapat membantu pengumpulan data antropometri balita, ibu hamil dan ibu menyusuai, membantu menghitung proporsi status gizi, memberi makanan tambahan dan suplemen.

c) Mampu membantu melakukan koordinasi dengan BNPB/BPBD, lintas sektor dan instansi terkait. Pelayanan gizi menjadi fungsi klaster gizi, klaster gizi menjadi bagian dari klaster nasional. Di lapangan situasi bencana dibawah komando BPBD di daerah dan pusat oleh BNPB.

d) Mampu membantu screening gizi. Screening gizi dilakukan dengan cara mendata korban/pengungsi, melakukan screening status gizi, tindak lanjut hasil screening, mengumpulkan data penunjang, menghitung prevalensi status gizi, membantu menyediakan paket bantuan pangan yang cukup dan mudah dikonsumsi.

e) Mampu membantu intervensi dalam situasi darurat. Jika dalam situasi darurat, Pramuka Pandega diharapkan dapat membantu menyebarkan supplement kapsul vitamin A

f) Mampu melatih pramuka penegak untuk mendapatkan TKK penanganan gizi dalam situasi darurat. Pramuka Pandega membimbing Penegak untuk mendapatkan TKK penanganan gizi dalam situasi darurat. 

KRIDA BINA PENGENDALIAN PENYAKIT

KRIDA BINA PENGENDALIAN PENYAKIT
Krida Bina Pengendalian Penyakit adalah wadah kegiatan keterampilan, pengetahuan, dan teknologi tepat guna untuk memberikan kecakapan khusus tentang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular, dan kesehatan jiwa.
 
Tujuan Krida Pengendalian Penyakit untuk memperoleh kecakapan khusus tentang pengendalian penyakit malaria, penyakit demam berdarah, rabies, penyakit diare, penyakit tuberkulosis, penyakit cacingan, HIV/AIDS, penyakit tidak menular serta imunisasi dan gawat darurat.
 
SKK Bina Pengendalian Penyakit ada 7 (tujuh) yaitu:
a. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pencegahan Penyakit
b. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pengendalian Penyakit Saluran Pernafasan
c. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pengendalian Penyakit Saluran Cerna
d. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pengendalian Penyakit Kulit dan Kelamin
e. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
f. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pengendalian Penyakit Tidak Menular
g. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Kesehatan Jiwa

Berdasarkan syarat kecakapan khusus yang terdapat di Krida Pengendalian Penyakit maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami Krida Pengendalian Penyakit dapat menjadi pembuat teknologi tepat guna bidang pencegahan dan pengendalian penyakit.

1) SKK Pencegahan Penyakit
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penggalang

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada keluarga dan teman sebayanya tentang imunisasi Memberikan pemahaman bahwa imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi adalah program wajib pemerintah dalam rangka melindungi masyarakat dari penyakit.

c) Dapat menjelaskan sasaran dan waktu pemberian imunisasi, imunisasi lanjutan, imunisasi tambahan, imunisasi khusus dan imunisasi pilihan Sasaran dan jadwal imunisasi dasar adalah 0 – 9 bulan untuk hepatitis B, BCG, Polio 1 – 4, DPT-HB-Hib 1 – 3, IPV, campak. Sasaran dan jadwal imunisasi lanjutan adalah 18 bulan sampai Kelas 5 SD untuk DPT-HB-Hib, campak, Td. Sedangkan imunisasi tambahan dibagi menjadi dua yaitu backlog fighting dan crash program.

d) Dapat menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah hepatitis B, diferti, pertussis, tetanus, tuberkolosis, dll.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungannya tentang imunisasi. Memberikan pemahaman bahwa imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi adalah program wajib pemerintah dalam rangka melindungi masyarakat dari penyakit.

c) Dapat membantu petugas dalam mengajak dan mendorong masyarakat agar mau diimunisasi Pramuka Pandega bekerjasama dengan petugas terkait untuk mengajak dan mendorong masyarakat agar mau diimunisasi sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan.
 
2) SKK Pengendalian Penyakit Saluran Pernafasan
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Dapat membantu petugas kesehatan/kader TBC dalam melakukan deteksi dini terduga TBC Gejala utama TBC adalah batuk berdahak, diikuti dengan dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, dll.

b) Dapat membantu petugas kesehatan/kader TBC dalam pendampingan dan pengawasan pasien TBC selama pengobatan hingga selesai. Tugas pedampingan pasien TBC adalah memastikan pasien minum obat, memberi dukungan moral, mengingatkan pasien memeriksa dahak sesuai jadwal, menemukan dan mengenali gejala efek samping OAT, mengisi kartu kontrol dan memberikan penyuluhan tentang TBC kepada keluarga pasien.

c) Dapat mengaplikasikan dan memberi contoh cara mencegah terjadinya penularan penyakit TBC. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara meminum OAT secara lengkap dan teratur sampai sembuh, pasien TBC harus menutup mulutnya pada waktu bersih dan batuk dengan sapu tangan/ tisu, tidak membuang dahak sembarangan, menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.

d) Dapat membantu petugas kesehatan/kader TBC dalam melakukan penyuluhan tentang TBC ke masyarakat Pramuka Penegak membantu melakukan penyuluhan tentang penyakit TBC, pencegahan dan penanggulangannya.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu melakukan deteksi dini dan menemukan terduga TBC di masyarakat Gejala utama TBC adalah batuk berdahak, diikuti dengan dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, dll.

b) Mampu menjadi PMO (Pengawas Menelan Obat) dan melakukan pendampingan, pengawasan serta memotivasi pasien TBC selama pengobatan hingga selesai. Tugas PMO adalah memastikan pasien minum obat, memberi dukungan moral, mengingatkan pasien memeriksa dahak sesuai jadwal, menemukan dan mengenali gejala efek samping OAT, mengisi kartu kontrol dan memberikan penyuluhan tentang TBC kepada keluarga pasien.

c) Mampu mengetahui terjadinya efek samping obat TBC. Efek samping dari obat TBC adalah mual, muntah, diare, sakit kepala, dll.

d) Mampu berkoordinasi dengan puskesmas dalam penemuan terduga TBC, pendampingan dan pengawasan pengobatan efek samping obat. Pramuka Pandega dapat bekerjasama dengan puskesmas dalam pendampingan pasien TBC.

e) Mampu mengaplikasikan dan memberi contoh cara mencegah penularan penyakit TBC Infeksi akan terjadi apabila seseorang menghirup udara yang mengandung percikan dahak yang infeksius. Maka pencegahan dapat dilakukan dengan cara meminum OAT secara lengkap dan teratur sampai sembuh, pasien TBC harus menutup mulutnya pada waktu bersih dan batuk dengan sapu tangan/tisu, tidak membuang dahak sembarangan, menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.

f) Mampu memberikan penyuluhan tentang TBC ke masyarakat Pramuka Penegak membantu melakukan penyuluhan tentang penyakit TBC, pencegahan dan penanggulangannya.
 
3) SKK Pengendalian Penyakit Saluran Cerna
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penggalang

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada keluarga dan teman sebayaknya tentang pengendalian penyakit saluran cerna. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa penyakit saluran pencernaan diantaranya diare, demam tifoid, hepatitis A, dll. Pengendaliannya dengan cara meminum obat saluran pencernaan, jika tidak membaik segera ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih serius.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungannya tentang pengendalian penyakit saluran cerna. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa penyakit saluran pencernaan diantaranya diare, demam tifoid, hepatitis A, dll. Pengendaliannya dengan cara meminum obat saluran pencernaan, jika tidak membaik segera ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih serius.

c) Mampu berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pengendalian penyakit saluran cerna Pramuka Pandega dapat berkoordinasi dengan baik pada pihak-pihak terkait.

d) Mampu mendukung pelaksanaan kegiatan pengendalian penyakit saluran cerna bersumber daya masyarakat. Pramuka Pandega bersedia mendukung semua pelaksanaan kegiatan pengendalian penyakit saluran cerna.
 
4) SKK Pengendalian Penyakit Kulit dan Kelamin
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penggalang

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada keluarga dan teman sebayanya tentang pengendalian penyakit HIV AIDS dan IMS. Penyakit HIV AIDS dan IMS dapat diobati dengan Anti Retroviral (ARV). Jika positif HIV segera mulai terapi ARV agar tetap sehat dan produktif.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungannya tentang pengendalian penyakit HIV AIDS dan IMS. Penyakit HIV AIDS dan IMS dapat diobati dengan Anti Retroviral (ARV). Jika positif HIV segera mulai terapi ARV agar tetap sehat dan produktif.

c) Mampu berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pengendalian penyakit HIV AIDS dan IMS. Pramuka Pandega bisa bekerja sama untuk berkoordinasi agar pasien mendapatkan penanganan yang sesuai.

d) Mampu mendukung pelaksanaan kegiatan pengendalian penyakit HIV AIDS dan IMS bersumber daya masyarakat. Pramuka Pandega bersedia mendukung segala pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian dan pengobatan penyakit HIV, AIDS dan IMS.

e) Mampu memberikan informasi tentang pengendalian HIV AIDS dan IMS melalui tulisan di media sosial. Pramuka Pandega dapat menulis artikel di media sosial tentang sosialisasi penyakit HIV AIDS dan IMS serta bagaimana cara mengobatinya.

f) Mampu memberikan informasi HIV AIDS dan IMS melalui karya seni dan kreativitas lainnya terkait pengendalian HIV AIDS dan IMS. Pramuka Pandega dapat membuat karya seni seperti lukisan, lagu, video dokumenter tentang penyakit HIV AIDS dan IMS serta bagaimana cara mengobatinya.

g) Menjadi anggota atau ikut mengambil bagian dalam organisasi yang bergerak dalam pengendalian HIV, AIDS dan IMS antara lain organisasi GENRE, DUTA HIV, CIMSA, dan lainnya. Penegak Pandega bersedia ambil bagian dalam kegiatankegiatan pengendalian HIV, AIDS, dan IMS.

h) Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat sebagai pendampingan orang dengan HIV AIDS (ODHA). Penegak Pandega melakukan kegiatan pengabdian masyarakat untuk melakukan pendampingan orang dengan HIV AIDS (ODHA).
 
5) SKK Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penggalang

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada keluarga dan teman sebayanya tentang pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic. Pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic adalah dengan memberi minum sebanyak-banyaknya, kemudian beri obat penurun demam, bawa segera ke puskesmas atau rumah sakit.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu menyebutkan morfologi vektor penular penyakit. Morfologi vektor penular penyakit adalah anopheles (malaria), aedes (BDB), dan culex (Japanese Encephalitis).

c) Mampu berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic. Pramuka Pandega bersedia bekerja sama dengan pihak terkait untuk pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic.

d) Mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungannya tentang pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic. Pramuka Pandega dapat memberikan penyuluhan secara jelas tentang pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic.

e) Mampu mendukung pelaksanaan kegiatan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik bersumber daya masyarakat. Pramuka Pandega bersedia mendukung segala pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian dan pengobatan penyakit tular dan vektor.
 
6) SKK Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan tandatanda atau gejala awal dari penyakit tidak menular. Contoh gejala awal penyakit hipertensi adalah sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak napas, napas pendek, gelisah, mata berkunangkunang, mudah marah, telinga berdengung, dan rasa berat di tengkuk.

b) Mampu menjelaskan dan mengenali faktor risiko penyakit tidak menular. Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu.

c) Mampu melakukan kegiatan promosi/penyuluhan kepada teman sebaya dan keluarga tentang penyakit tidak menular. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dapat dilakukan dengan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). pengendalian penyakit tidak menular dengan perilaku CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajib aktifitas fisik/olahraga, Diet sehat dengan gizi cukup dan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress.
 
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menjelaskan tandatanda atau gejala awal dari penyakit tidak menular dan melaksanakan deteksi dini PTM dengan bekerjasama dengan tenaga kesehatan serta merujuk segera ke petugas kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan. Contoh gejala awal penyakit hipertensi adalah sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak napas, napas pendek, gelisah, mata berkunangkunang, mudah marah, telinga berdengung, dan rasa berat di tengkuk.

b) Mampu melakukan kegiatan promosi/ penyuluhan kepada teman sebaya dan keluarga tentang penyakit tidak menular. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dapat
dilakukan dengan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) pengendalian penyakit tidak menular dengan perilaku CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajib aktifitas fisik/olahraga, Diet sehat dengan gizi cukup dan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress.
 
7) SKK Kesehatan Jiwa
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan pengertian kesehatan jiwa. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan Bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sifat positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

b) Mampu menjelaskan ciri perkembangan jiwa kelompok usia remaja dan masalah kejiwaan yang umum. Perkembangan remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu remaja awal (10-14 tahun), remaja pertengahan (15-16 tahun), dan remaja akhir (17-19 tahun).

c) Mampu menjelaskan upaya meningkatkan kesehatan jiwa remaja. Upaya meningkatkan kesehatan jiwa remaha terdiri dari meningkatkan harga diri, mengelola emosi dan perilaku, mengatasi tekanan teman sebaya, mengelola stress dan resolusi konflik.

d) Menjelaskan ciri dan dampak penyalahgunaan NAPZA pada kesehatan jiwa remaja. Ciri remaja yang menyalahgunakan NAPZA terlihat dari perubahan fisik, perubahan sikap dan perilaku, dan peralatan yang digunakan. Dampaknya adalah komplikasi penyakit, akibat sosial, dan pelanggaran hukum.

e) Mampu menjelaskan minimal 3 gangguan jiwa yang banyak ditemukan di masyarakat. Gangguan jiwa yang sering ditemukan di masyarakat yaitu gangguan cemas, depresi, dan gangguan psikotik.

f) Mampu menjelaskan cara melaporkan saat menemukan remaja penyalahgunaan NAPZA. Saat menemukan remaja dengan penyalahgunaan NAPZA maka segera laporkan ke Gugus Depan, lalu Gugus Depan akan melakukan pendampingan pada remaja dengan penyalahgunaan NAPZA, dan Gugus Depan melaporkan ke Puskesmas terdekat.
 
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Memahami materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu memberikan penyuluhan mengenai perkembangan jiwa kelompok usia remaja dan masalah kesehatan kejiwaan yang umum

c) Mampu melakukan pendampingan pada remaja bermasalah

d) Mampu memberikan penyuluhan tentang dampak penyalahgunaan NAPZA pada kesehatan jiwa. Ciri remaja yang menyalahgunakan NAPZA terlihat dari perubahan fisik, perubahan sikap dan perilaku, dan peralatan yang digunakan. Dampaknya adalah komplikasi penyakit, akibat sosial, dan pelanggaran hukum.