LATIHAN RUTIN

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

SELEKSI KONTINGEN DAERAH / NASIONAL

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

OUTBOUND

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

HARI KESEHATAN NASIONAL

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

GEMITRA

Saka Bakti Husada Kwarcab Kudus

Angkatan-1 Angkatan-2 Angkatan-3 Angkatan-4 Angkatan-5

KRIDA BINA PENGENDALIAN PENYAKIT

KRIDA BINA PENGENDALIAN PENYAKIT
Krida Bina Pengendalian Penyakit adalah wadah kegiatan keterampilan, pengetahuan, dan teknologi tepat guna untuk memberikan kecakapan khusus tentang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular, dan kesehatan jiwa.
 
Tujuan Krida Pengendalian Penyakit untuk memperoleh kecakapan khusus tentang pengendalian penyakit malaria, penyakit demam berdarah, rabies, penyakit diare, penyakit tuberkulosis, penyakit cacingan, HIV/AIDS, penyakit tidak menular serta imunisasi dan gawat darurat.
 
SKK Bina Pengendalian Penyakit ada 7 (tujuh) yaitu:
a. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pencegahan Penyakit
b. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pengendalian Penyakit Saluran Pernafasan
c. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pengendalian Penyakit Saluran Cerna
d. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pengendalian Penyakit Kulit dan Kelamin
e. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
f. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Pengendalian Penyakit Tidak Menular
g. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Kesehatan Jiwa

Berdasarkan syarat kecakapan khusus yang terdapat di Krida Pengendalian Penyakit maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami Krida Pengendalian Penyakit dapat menjadi pembuat teknologi tepat guna bidang pencegahan dan pengendalian penyakit.

1) SKK Pencegahan Penyakit
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penggalang

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada keluarga dan teman sebayanya tentang imunisasi Memberikan pemahaman bahwa imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi adalah program wajib pemerintah dalam rangka melindungi masyarakat dari penyakit.

c) Dapat menjelaskan sasaran dan waktu pemberian imunisasi, imunisasi lanjutan, imunisasi tambahan, imunisasi khusus dan imunisasi pilihan Sasaran dan jadwal imunisasi dasar adalah 0 – 9 bulan untuk hepatitis B, BCG, Polio 1 – 4, DPT-HB-Hib 1 – 3, IPV, campak. Sasaran dan jadwal imunisasi lanjutan adalah 18 bulan sampai Kelas 5 SD untuk DPT-HB-Hib, campak, Td. Sedangkan imunisasi tambahan dibagi menjadi dua yaitu backlog fighting dan crash program.

d) Dapat menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah hepatitis B, diferti, pertussis, tetanus, tuberkolosis, dll.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungannya tentang imunisasi. Memberikan pemahaman bahwa imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi adalah program wajib pemerintah dalam rangka melindungi masyarakat dari penyakit.

c) Dapat membantu petugas dalam mengajak dan mendorong masyarakat agar mau diimunisasi Pramuka Pandega bekerjasama dengan petugas terkait untuk mengajak dan mendorong masyarakat agar mau diimunisasi sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan.
 
2) SKK Pengendalian Penyakit Saluran Pernafasan
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Dapat membantu petugas kesehatan/kader TBC dalam melakukan deteksi dini terduga TBC Gejala utama TBC adalah batuk berdahak, diikuti dengan dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, dll.

b) Dapat membantu petugas kesehatan/kader TBC dalam pendampingan dan pengawasan pasien TBC selama pengobatan hingga selesai. Tugas pedampingan pasien TBC adalah memastikan pasien minum obat, memberi dukungan moral, mengingatkan pasien memeriksa dahak sesuai jadwal, menemukan dan mengenali gejala efek samping OAT, mengisi kartu kontrol dan memberikan penyuluhan tentang TBC kepada keluarga pasien.

c) Dapat mengaplikasikan dan memberi contoh cara mencegah terjadinya penularan penyakit TBC. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara meminum OAT secara lengkap dan teratur sampai sembuh, pasien TBC harus menutup mulutnya pada waktu bersih dan batuk dengan sapu tangan/ tisu, tidak membuang dahak sembarangan, menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.

d) Dapat membantu petugas kesehatan/kader TBC dalam melakukan penyuluhan tentang TBC ke masyarakat Pramuka Penegak membantu melakukan penyuluhan tentang penyakit TBC, pencegahan dan penanggulangannya.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu melakukan deteksi dini dan menemukan terduga TBC di masyarakat Gejala utama TBC adalah batuk berdahak, diikuti dengan dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, dll.

b) Mampu menjadi PMO (Pengawas Menelan Obat) dan melakukan pendampingan, pengawasan serta memotivasi pasien TBC selama pengobatan hingga selesai. Tugas PMO adalah memastikan pasien minum obat, memberi dukungan moral, mengingatkan pasien memeriksa dahak sesuai jadwal, menemukan dan mengenali gejala efek samping OAT, mengisi kartu kontrol dan memberikan penyuluhan tentang TBC kepada keluarga pasien.

c) Mampu mengetahui terjadinya efek samping obat TBC. Efek samping dari obat TBC adalah mual, muntah, diare, sakit kepala, dll.

d) Mampu berkoordinasi dengan puskesmas dalam penemuan terduga TBC, pendampingan dan pengawasan pengobatan efek samping obat. Pramuka Pandega dapat bekerjasama dengan puskesmas dalam pendampingan pasien TBC.

e) Mampu mengaplikasikan dan memberi contoh cara mencegah penularan penyakit TBC Infeksi akan terjadi apabila seseorang menghirup udara yang mengandung percikan dahak yang infeksius. Maka pencegahan dapat dilakukan dengan cara meminum OAT secara lengkap dan teratur sampai sembuh, pasien TBC harus menutup mulutnya pada waktu bersih dan batuk dengan sapu tangan/tisu, tidak membuang dahak sembarangan, menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.

f) Mampu memberikan penyuluhan tentang TBC ke masyarakat Pramuka Penegak membantu melakukan penyuluhan tentang penyakit TBC, pencegahan dan penanggulangannya.
 
3) SKK Pengendalian Penyakit Saluran Cerna
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penggalang

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada keluarga dan teman sebayaknya tentang pengendalian penyakit saluran cerna. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa penyakit saluran pencernaan diantaranya diare, demam tifoid, hepatitis A, dll. Pengendaliannya dengan cara meminum obat saluran pencernaan, jika tidak membaik segera ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih serius.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungannya tentang pengendalian penyakit saluran cerna. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa penyakit saluran pencernaan diantaranya diare, demam tifoid, hepatitis A, dll. Pengendaliannya dengan cara meminum obat saluran pencernaan, jika tidak membaik segera ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih serius.

c) Mampu berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pengendalian penyakit saluran cerna Pramuka Pandega dapat berkoordinasi dengan baik pada pihak-pihak terkait.

d) Mampu mendukung pelaksanaan kegiatan pengendalian penyakit saluran cerna bersumber daya masyarakat. Pramuka Pandega bersedia mendukung semua pelaksanaan kegiatan pengendalian penyakit saluran cerna.
 
4) SKK Pengendalian Penyakit Kulit dan Kelamin
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penggalang

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada keluarga dan teman sebayanya tentang pengendalian penyakit HIV AIDS dan IMS. Penyakit HIV AIDS dan IMS dapat diobati dengan Anti Retroviral (ARV). Jika positif HIV segera mulai terapi ARV agar tetap sehat dan produktif.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungannya tentang pengendalian penyakit HIV AIDS dan IMS. Penyakit HIV AIDS dan IMS dapat diobati dengan Anti Retroviral (ARV). Jika positif HIV segera mulai terapi ARV agar tetap sehat dan produktif.

c) Mampu berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pengendalian penyakit HIV AIDS dan IMS. Pramuka Pandega bisa bekerja sama untuk berkoordinasi agar pasien mendapatkan penanganan yang sesuai.

d) Mampu mendukung pelaksanaan kegiatan pengendalian penyakit HIV AIDS dan IMS bersumber daya masyarakat. Pramuka Pandega bersedia mendukung segala pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian dan pengobatan penyakit HIV, AIDS dan IMS.

e) Mampu memberikan informasi tentang pengendalian HIV AIDS dan IMS melalui tulisan di media sosial. Pramuka Pandega dapat menulis artikel di media sosial tentang sosialisasi penyakit HIV AIDS dan IMS serta bagaimana cara mengobatinya.

f) Mampu memberikan informasi HIV AIDS dan IMS melalui karya seni dan kreativitas lainnya terkait pengendalian HIV AIDS dan IMS. Pramuka Pandega dapat membuat karya seni seperti lukisan, lagu, video dokumenter tentang penyakit HIV AIDS dan IMS serta bagaimana cara mengobatinya.

g) Menjadi anggota atau ikut mengambil bagian dalam organisasi yang bergerak dalam pengendalian HIV, AIDS dan IMS antara lain organisasi GENRE, DUTA HIV, CIMSA, dan lainnya. Penegak Pandega bersedia ambil bagian dalam kegiatankegiatan pengendalian HIV, AIDS, dan IMS.

h) Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat sebagai pendampingan orang dengan HIV AIDS (ODHA). Penegak Pandega melakukan kegiatan pengabdian masyarakat untuk melakukan pendampingan orang dengan HIV AIDS (ODHA).
 
5) SKK Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penggalang

b) Mampu memberikan penyuluhan kepada keluarga dan teman sebayanya tentang pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic. Pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic adalah dengan memberi minum sebanyak-banyaknya, kemudian beri obat penurun demam, bawa segera ke puskesmas atau rumah sakit.
 
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu menyebutkan morfologi vektor penular penyakit. Morfologi vektor penular penyakit adalah anopheles (malaria), aedes (BDB), dan culex (Japanese Encephalitis).

c) Mampu berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic. Pramuka Pandega bersedia bekerja sama dengan pihak terkait untuk pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic.

d) Mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungannya tentang pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic. Pramuka Pandega dapat memberikan penyuluhan secara jelas tentang pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic.

e) Mampu mendukung pelaksanaan kegiatan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik bersumber daya masyarakat. Pramuka Pandega bersedia mendukung segala pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian dan pengobatan penyakit tular dan vektor.
 
6) SKK Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan tandatanda atau gejala awal dari penyakit tidak menular. Contoh gejala awal penyakit hipertensi adalah sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak napas, napas pendek, gelisah, mata berkunangkunang, mudah marah, telinga berdengung, dan rasa berat di tengkuk.

b) Mampu menjelaskan dan mengenali faktor risiko penyakit tidak menular. Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu.

c) Mampu melakukan kegiatan promosi/penyuluhan kepada teman sebaya dan keluarga tentang penyakit tidak menular. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dapat dilakukan dengan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). pengendalian penyakit tidak menular dengan perilaku CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajib aktifitas fisik/olahraga, Diet sehat dengan gizi cukup dan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress.
 
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menjelaskan tandatanda atau gejala awal dari penyakit tidak menular dan melaksanakan deteksi dini PTM dengan bekerjasama dengan tenaga kesehatan serta merujuk segera ke petugas kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan. Contoh gejala awal penyakit hipertensi adalah sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak napas, napas pendek, gelisah, mata berkunangkunang, mudah marah, telinga berdengung, dan rasa berat di tengkuk.

b) Mampu melakukan kegiatan promosi/ penyuluhan kepada teman sebaya dan keluarga tentang penyakit tidak menular. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dapat
dilakukan dengan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) pengendalian penyakit tidak menular dengan perilaku CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajib aktifitas fisik/olahraga, Diet sehat dengan gizi cukup dan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress.
 
7) SKK Kesehatan Jiwa
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan pengertian kesehatan jiwa. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan Bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sifat positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

b) Mampu menjelaskan ciri perkembangan jiwa kelompok usia remaja dan masalah kejiwaan yang umum. Perkembangan remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu remaja awal (10-14 tahun), remaja pertengahan (15-16 tahun), dan remaja akhir (17-19 tahun).

c) Mampu menjelaskan upaya meningkatkan kesehatan jiwa remaja. Upaya meningkatkan kesehatan jiwa remaha terdiri dari meningkatkan harga diri, mengelola emosi dan perilaku, mengatasi tekanan teman sebaya, mengelola stress dan resolusi konflik.

d) Menjelaskan ciri dan dampak penyalahgunaan NAPZA pada kesehatan jiwa remaja. Ciri remaja yang menyalahgunakan NAPZA terlihat dari perubahan fisik, perubahan sikap dan perilaku, dan peralatan yang digunakan. Dampaknya adalah komplikasi penyakit, akibat sosial, dan pelanggaran hukum.

e) Mampu menjelaskan minimal 3 gangguan jiwa yang banyak ditemukan di masyarakat. Gangguan jiwa yang sering ditemukan di masyarakat yaitu gangguan cemas, depresi, dan gangguan psikotik.

f) Mampu menjelaskan cara melaporkan saat menemukan remaja penyalahgunaan NAPZA. Saat menemukan remaja dengan penyalahgunaan NAPZA maka segera laporkan ke Gugus Depan, lalu Gugus Depan akan melakukan pendampingan pada remaja dengan penyalahgunaan NAPZA, dan Gugus Depan melaporkan ke Puskesmas terdekat.
 
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Memahami materi SKK Pramuka Penegak

b) Mampu memberikan penyuluhan mengenai perkembangan jiwa kelompok usia remaja dan masalah kesehatan kejiwaan yang umum

c) Mampu melakukan pendampingan pada remaja bermasalah

d) Mampu memberikan penyuluhan tentang dampak penyalahgunaan NAPZA pada kesehatan jiwa. Ciri remaja yang menyalahgunakan NAPZA terlihat dari perubahan fisik, perubahan sikap dan perilaku, dan peralatan yang digunakan. Dampaknya adalah komplikasi penyakit, akibat sosial, dan pelanggaran hukum.

KRIDA BINA KELUARGA SEHAT

KRIDA BINA KELUARGA SEHAT
Krida Bina Keluarga Sehat adalah wadah yang memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang keluarga sehat agar mereka mau dan mampu menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam mewujudkan keluarga sehat.

Tujuan Krida Bina Keluarga Sehat untuk memperoleh kecakapan khusus tentang pembinaan Keluarga Sehat yaitu pembinaan kesehatan ibu, bayi, anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja (termasuk didalamnya kesehatan gigi dan mulut), reproduksi, lanjut usia, jiwa dan kesehatan kerja dan olahraga. 

SKK Krida Bina Keluarga Sehat ada 7 (tujuh) yaitu:
a. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
b. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah
c. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
d. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Kesehatan Reproduksi
e. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Kesehatan Lanjut Usia
f. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Kesehatan Jiwa
g. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Kesehatan Kerja dan Olahraga

Berdasarkan syarat kecakapan khusus yang terdapat di Krida Bina Keluarga Sehat maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami Krida Bina Keluarga Sehat antara lain, dapat menjadi penyedia jasa pengasuh bayi, anak, lanjut usia dan instruktur olahraga.

1) SKK Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan manfaat buku KIA

b) Mampu menjelaskan kapan sebaiknya ibu hamil dan menjelaskan minimal 5 kondisi kehamilan yang perlu diwaspadai

c) Mampu menjelaskan kapan sebaiknya dilakukan pemeriksanaan terhadap ibu hamil dan menjelaskan minimal 6 (enam) dari 10 (sepuluh) tanda bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas

d) Mampu menyebutkan minimal 7 tanda bahaya pada bayi baru lahir

e) Mampu menjelaskan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif

f) Mampu menjelaskan manfaat pemasangan stiker P4K

Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK golongan Penegak

b) Mampu memberikan penyuluhan pentingnya pemanfaatan buku KIA

c) Mampu memberikan penyuluhan tentang kapan sebaiknya ibu hamil dan menjelaskan minimal 5 kondisi kehamilan yang perlu diwaspadai

d) Mampu memberikan penyuluhan tentang kapan sebaiknya dilakukan pemeriksaan terhadap ibu hamil dan dapat memberikan penyuluhan tentang 10 (sepuluh) tanda bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas

e) Mampu memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir

f) Mampu memberikan penyuluhan tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif

g) Mampu memberikan penyuluhan pemasangan stiker P4K

h) Mampu mendukung pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan ber sumberdaya masyarakat (posyandu dan atau kelas ibu hamil) yang dibuktikan dengan laporan dan dokumentasi

2) SKK Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta pemenuhan kebutuhan gizi anak sesuai kelompok umur minimal pada 1 kelompok umur

b) Mampu melakukan pemantauan pertumbuhan sederhana

c) Mampu menjelaskan tentang perawatan sehari-hari pada anak minimal 1 perawatan secara lengkap

d) Mampu menjelaskan tentang perawatan anak sakit di rumah minimal 1 penyakit

e) Mampu menjelaskan tentang pelayanan kesehatan untuk anak tentang imunisasi dan atau SDIDTK

Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Memahami materi SKK untuk golongan penegak

b) Mampu memberikan konseling tentang pertumbuhan anak dan perawatan sehari-hari pada anak serta perawatan anak sakit di rumah

c) Mampu mendukung pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (posyandu, dan Bina Keluarga Balita (BKB)) serta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

3) SKK Kesehatan Usia Sekolah
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu mengajarkan tentang cara hidup sehat bagi anak usia sekolah dan remaja kepada Pramuka Siaga dan Penggalang

b) Mampu mengajarkan tentang perilaku berisiko terhadap kesehatannya kepada Pramuka Siaga dan Penggalang

c) Mampu mengajarkan tentang keterampilan psikososial (pendidikan keterampilan hidup sehat/PKHS) kepada Pramuka Siaga dan Penggalang

d) Mampu mengajarkan tentang konselor sebaya kepada Pramuka Penggalang

e) Mampu menjelaskan penanganan pertama pada anak usia sekolah yang mengalami jerawat, nyeri haid dan sakit gigi

Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Memahami materi SKK untuk golongan penegak

b) Mampu memberikan penyuluhan tentang cara hidup sehat bagi anak usia sekolah dan remaja

c) Mampu memberikan penyuluhan tentang perilaku berisiko terhadap kesehatan

d) Mampu memberikan penyuluhan tentang keterampilan psikososial (pendidikan keterampilan hidup sehat/PKHS)

e) Mampu memberikan penyuluhan tentang konselor sebaya

f) Mampu melaksanakan penanganan pertama pada anak usia sekolah yang mengalami jerawat, nyeri haid dan sakit gigi

g) Mampu mengadvokasi sedikitnya 1 (satu) sekolah untuk menerapkan cara hidup sehat, keterampilan psikososial (pendidikan keterampilan hidup sehat, keterampilan psikososial (pendidikan keterampilan hidup sehat/PKHS) dan mencetak konselor sebaya

4) SKK Kesehatan Reproduksi
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan pengertian dan perbedaan jenis kelamin dan gender

b) Mampu menjelaskan bentukbentuk kekerasan dan cara menghindari diri dari kekerasan

c) Mampu menjelaskan kesehatan reproduksi dan tanda-tanda pubertas pada laki-laki dan perempuan

d) Mampu menjelaskan pengelolaan kebersihan menstruasi dan cara menjaga kebersihan alat kelamin pada laki-laki dan perempuan

e) Mampu menjelaskan penyakitpenyakit yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi

Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Memahami materi SKK untuk golongan Penegak

b) Mampu menjelaskan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin

c) Mampu memberikan konseling terkait kesehatan reproduksi serta kekerasan

5) SKK Kesehatan Lanjut Usia
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menyebutkan kenapa dan bagaimana kita menghormati lanjut usia

b) Mampu menjelaskan minimal 5 gangguan yang timbul akibat proses menua dan minimal 5 penyakit yang terjadi pada lanjut usia

c) Mampu menjelaskan minimal 3 pelayanan yang diberikan pada posyandu lansia

d) Mampu memberikan penyuluhan tentang kesehatan lanjut usia, dengan materi minimal salah satu diantaranya masalah gizi pada lanjut usia, kesehatan jiwa pada lanjut usia, aktifitas fisik pada lanjut usia, pentingnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat pada lanjut usia, perilaku yang dianjurkan pada lanjut usia dan manfaatnya

Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penegak

b) Mampu berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan kelompok Lansia di lingkungannya

c) Dapat mendorong pembentukan pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan bersumber masyarakat (Kelompok Lansia/Posyandu Lansia)

d) Dapat membimbing seorang Pramuka Penegak untuk mendapatkan TKK Kesehatan Lanjut Usia

6) SKK Kesehatan Jiwa
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mengetahui pengertian TOGA, fungsi TOGA dan manfaat TOGA

b) Melakukan pemanfaatan TOGA dengan mampu membuat 5 jenis ramuan untuk memelihara kesehatan ataupun mengatasi gangguan kesehatan ringan

c) Mengetahui pengertian akupresur

d) Melakukan akupresur untuk 5 jenis gejala atau gangguan kesehatan yang biasa dialam

Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk pramuka penegak

b) Mampu berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pramuka ataupun kegiatan masyarakat di lingkungannya

c) Dapat membimbing seorang pramuka penegak untuk mendapatkan TKK Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional

d) Melakukan pemanfaatan TOGA dengan mampu membuat 8 jenis ramuan untuk memelihara kesehatan ataupun mengatasi gangguan kesehatan ringan

e) Melakukan akupresur untuk 8 jenis gejala atau gangguan kesehatan yang biasa dialami

7) SKK Kesehatan Kerja dan Olahraga
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Dapat menjelaskan pengertian pekerja, kesehatan kerja dan upaya kesehatan kerja

b) Dapat menjelaskan konsep tentang bahaya dan risiko kesehatan kerja di tempat kerja di lingkungan tempat tinggalnya

c) Dapat menjelaskan pengertian kebugaran jasmani dan aktifitas fisik pada kehidupan sehari-hari

d) Dapat menjelaskan pentingnya kebugaran jasmani dan aktifitas fisik pada kehidupan sehari-hari

Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penegak

b) Mampu memberikan penyuluhan tentang kesehatan kerja dan olahraga pada masyarakat luas

c) Mampu berperan sebagai fasilitator/kader kesehatan kerja dan olahraga dalam kelompok masyarakat di lingkungan sekitar

d) Dapat membimbing seorang Pramuka Penegak untuk mendapatkan TKK Kesehatan Kerja dan Olahraga


KRIDA BINA LINGKUNGAN SEHAT

 
KRIDA BINA LINGKUNGAN SEHAT
Krida Bina Lingkungan Sehat adalah wadah yang memberikan pembinaan penyehatan lingkungan yaitu pembinaan penyehatan rumah, penyehatan tempat fasilitas umum dan penerapan kedaruratan kesehatan lingkungan.

Tujuan Krida Bina Lingkungan Sehat untuk memperoleh kecakapan khusus tentang rumah sehat, tempat fasilitas umum sehat dan penerapan kedaruratan kesehatan lingkungan.
 
SKK Krida Bina Lingkungan Sehat ada 3 (tiga), yaitu:
a. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Rumah Sehat
b. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Tempat dan Fasilitas Umum Sehat
c. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Kedaruratan Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan syarat kecakapan khusus yang terdapat di Krida Bina Lingkungan Sehat maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami Krida Bina Lingkungan Sehat dapat menjadi wirausaha di bidang sanitasi.

1) SKK Rumah Sehat
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menguasai pengertian rumah sehat Rumah sehat meliputi kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan yang memungkinkan penghuni rumah memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

b) Mampu menerapkan kriteria rumah sehat dimulai dari lingkungan rumah sendiri. Kriteria rumah sehat meliputi : bahan bangunan yang tidak membahayakan kesehatan, sirkulasi udara lancar, langit-langit kuat, pencahayaan alam atau buatan harus cukup, tidak penuh sesak dengan barang, luas ruang tidur minimal 8 m2, tersedia sarana air minum dan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, dll.

c) Mampu menyampaikan materi tentang rumah sehat kepada Pramuka Siaga dan Penggalang Penyampaian materi tentang pengertian rumah sehat dan kriteria rumah sehat.

Pramuka Pandega (21-25 Tahun)

a) Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penegak

b) Mampu menilai rumah yang memenuhi syarat dan yang tidak memenuhi syarat kesehatan Membantu kader menilai rumah menggunakan form penilaian rumah sehat dengan ikut turun bersama kader ketika inspeksi kesehatan lingkungan kerumah-rumah.

c) Mampu menyampaikan hasil laporan penilaian rumah sehat Menyampaikan laporan hasil penilaian rumah sehat kepada penghuni rumah dan pihak terkait lainnya dalam perbaikan kualitas lingkungan pemukiman.

d) Mampu membantu memberikan rekomendasi hasil penilaian rumah sehat kepada pihak terkait Memberikan rekomendasi hasil penilaian rumah sehat terutama kepada penghuni rumah atau pihak terkait lainnya dalam perbaikan kualitas lingkungan pemukiman.

e) Mampu memberikan penyuluhan tentang rumah sehat Memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat tentang rumah sehat agar masyarakat bisa ikut menerapkan konsep rumah sehat.

2) SKK Tempat dan Fasilitas Umum Sehat
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menguasai pengertian tempat dan fasilitas umum Tempat dan fasilitas umum (TFU) adalah lokasi, sarana dan prasarana dimana orang banyak melakukan suatu kegiatan. Contohnya seperti fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, tempat ibadah, hotel, rumah makan, sarana olahraga, dll.

b) Mampu membedakan TFU yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat TFU dikatakan memenuhi syarat apabila lokasi tidak terletak pada daerah rawan (bencana, kecelakaan, bekas pembuangan sampah akhir), bangunan sesuai peraturan yang berlaku, terdapat sanitasi, dll.

c) Mampu menyampaikan materi tentang TFU sehat kepada Pramuka Siaga dan Penggalang Penyampaian materi tentang pengertian TFU dan kriteria TFU yang memenuhi syarat.

Pramuka Pandega (21-25 Tahun)

a) Mampu menguasai materi SKK Penegak

b) Mampu menilai TFU yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat Membantu petugas melakukan penilaian terhadap kondisi TFU.

c) Mampu membantu menyampaikan hasil laporan penilaian dengan instrument yang ada terhadap kondisi TFU kepada pihak terkait. Setelah melakukan penilaian terhadap TFU, pramuka menyampaikan laporan penilaiannya kepada petugas kesehatan lingkungan di lokasi TFU tersebut.

d) Mampu memberikan penyuluhan tentang tempat dan fasilitas umum sehat. Dapat memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat pengunjung TFU untuk ikut menjaga kebersihan dan ikut menjaga sarana dan prasarana yang ada di TFU.

3) SKK Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menguasai pengertian kedaruratan kesehatan lingkungan Kedaruratan kesehatan lingkungan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar bidang kesehatan lingkungan bagi masyarakat disituasi darurat seperti banjir, tsunami, gempa bumi, dll.

b) Mampu menjelaskan masalah kesehatan pada kondisi kedaruratan kesehatan lingkungan. Masalah kesehatan pada kondisi kedaruratan kesehatan lingkungan meliputi penyakit menular, terbatasnya air bersih, kondisi kesehatan lingkungan yang buruk, tingkat hunian/kepadatan yang tinggi, dll.

c) Mampu menyampaikan materi tentang kedaruratan kesehatan lingkungan kepada Pramuka Siaga dan Penggalang. Penyampaian materi tentang pengertian kedaruratan kesehatan lingkungan dan masalah-masalah yang terjadi pada kondisi tersebut.

Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Kedaruratan Kesehatan Lingkungan untuk Penegak

b) Mampu menilai penyebab masalah kesehatan pada kondisi kedaruratan kesehatan lingkungan, Menganalisis dan memberikan penilaian terhadap penyebab masalah kesehatan pada kondisi kedaruratan kesehatan lingkungan.

c) Mampu membantu menyampaikan hasil laporan penilaian cepat (rapid health assessment) dengan instrument yang ada tentang kondisi kedaruratan kesehatan lingkungan Membantu petugas kesehatan lingkungan melakukan penilaian cepat tentang kondisi kedaruratan kesehatan lingkungan dan melaporkannya kepada pihak terkait.

d) Mampu berkoordinasi dengan pihak terkait kedaruratan kesehatan lingkungan. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menjalankan kegiatan kedaruratan kesehatan lingkungan.

e) Mampu memberikan penyuluhan tentang kedaruratan kesehatan lingkungan. Dapat memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat tentang bagaimana menjalankan kesehatan lingkungan dalam keadaan darurat.

PAPAN NAMA SAKA BAKTI HUSADA

A. Bentuk
Papan Nama Saka Bakti Husada berbentuk empat persegi panjang.

B. Ukuran
1) Sanggar : 1,50 x 0,60 m
2) Pimpinan Saka :
a) Tingkat Nasional 3,00 x 1,20 m
b) Tingkat Daerah 2,50 x 1,00 m
c) Tingkat Cabang 2,00 x 0,80 m

C. Contoh Tulisan
1) Sanggar Satuan Karya Pramuka Bakti Husada, Jakarta Pusat.
2) Pimpinan Satuan Karya Pramuka Bakti Husada Tingkat Nasional/Daerah/Cabang.

D. Warna
1) Bidang lambang :
a) Dasar : sesuai warna dasar bendera Saka Bakti Husada.
b) Gambar : Gambar lambang berupa silhuet (bayangan) Tunas Kelapa.
2) Bidang huruf
a) Dasar : coklat muda.
b) Huruf : bentuk huruf kapital cetak biasa, tanpa kaki dan bayangan serta tebal tipis, warna hitam.

E. Besarnya gambar dan huruf
Besarnya gambar dan huruf disesuaikan dengan ukuran papan nama.

F. Pemasangan
1) Papan nama dipasang, didirikan atau digantung di muka gedung tempat sekretariat bekerja. Agar diusahakan dan dipilih tempat yang mudah terlihat bahkan menarik perhatian orang yang melewati gedung tersebut.
2) Ketinggian pemasangan dari batas bawah papan nama sampai ke permukaan tanah 1,50 m.


 

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)


GERMAS - Mengatasi masalah kesehatan masih menjadi sebuah tantangan serius di Indonesia. Kini setidaknya masih ada triple burden atau tiga masalah kesehatan penting terkait pemberantasan penyakit infeksi, bertambahnya kasus penyakit tidak menular dan kemunculan kembali jenis penyakit yang seharusnya telah berhasil diatasi.

Perubahan pola hidup masyarakat yang makin modern menjadi salah satu dasar GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Penyakit menular seperti diare, tuberkulosa hingga demam berdarah dahulu menjadi kasus kesehatan yang banyak ditemui; kini telah terjadi perubahan yang ditandai pada banyaknya kasus penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker dan jantung koroner.
Mengenal GERMAS - Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
GERMAS adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan dukungan untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat.
Program ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses untuk memenuhi kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat serta pembangunan pemukiman yang layak huni. Ketiganya merupakan infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari gerakan masyarakat hidup sehat.
Mengenal Makna Logo GERMAS

Logo GERMAS yang terkesan sederhana ternyata memiliki makna yang dalam; mengetahui makna yang ada di balik logo tersebut dapat menjadi awal untuk lebih memahami dan mengapresiasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang telah dicanangkan sejak tahun 2015 lalu. Pada logo tersebut terdapat tiga buah bidang dengan warna biru turqoise yang merupakan lambang dari 3 Pilar Program Indonesia Sehat. Ketiga pilar tersebut adalah Penerapan Paradiga Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional.

Sedangkan bidang hijau terang dengan bentuk hati merupakan lambang dari semangat universal dan tulus dari upaya membawa seluruh warga negara Indonesia untuk lebih sehat tanpa memandang perbedaan suku bangsa, ras, strata sosial dan latar belakang budayanya.

  • Huruf K yang terdapat pada logo mewakili kata Kesehatan yang merupakan bidang dari Kementrian yang bertanggung jawab atas GERMAS.
  • Bagian logo berbentuk lima ujung pada sebuah bidang bulat mewakili lima nilai Kemenkes; yaitu Pro rakyat, Responsif, Efektif dan Bersih serta berlandaskan Pancasila.
  • Sedangkan garis menyerupai busur panah melambangkan tujuan dari Kemenkes Republik Indonesia berupa mewujudkan negara Indonesia yang sehat.

7 Langkah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Setidaknya terdapat 7 langkah penting dalam rangka menjalankan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Ketujuh langkah tersebut merupakan bagian penting dari pembiasaan pola hidup sehat dalam masyarakat guna mencegah berbagai masalah kesehatan yang beresiko dialami oleh masyarakat Indonesia. Berikut ini 7 langkah GERMAS yang dapat menjadi panduan menjalani pola hidup yang lebih sehat.

  1. Melakukan Aktivitas Fisik
    Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim melakukan aktivitas fisik; baik itu aktivitas fisik karena bekerja maupun berolah raga. Kemudahan – kemudahan dalam kehidupan sehari – hari karena bantuan teknologi dan minimnya waktu karena banyaknya kesibukan telah menjadikan banyak orang menjalani gaya hidup yang kurang sehat. Bagian germas aktivitas fisik merupakan salah satu gerakan yang diutamakan untuk meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.

  2. Makan Buah dan Sayur
    Keinginan untuk makan makanan praktis dan enak seringkali menjadikan berkurangnya waktu untuk makan buah dan sayur yang sebenarnya jauh lebih sehat dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Beberapa jenis makanan dan minuman seperti junk food dan minuman bersoda sebaiknya dikurangi atau dihentikan konsumsinya. Menambah jumlah konsumsi makanan dari buah dan sayur merupakan contoh GERMAS yang dapat dilakukan oleh siapapun.

    Masalah selanjutnya adalah bagaimana cara mengatasi agar anak mau makan buah dan sayur, untuk hal ini anda dapat mengaplikasikan jurus tips anak mau makan buah dan sayur sebagai berikut yaitu salah satunya dengan mengkreasikan makanan dari buah dan sayur dengan mengubahnya menjadi tampilan yang menarik, contohnya dari karakter kartun yang disukai anak menggunakan buah tomat dan sayur ketimun sehingga tadinya anak susah makan buah dan sayur menjadi mau makan sayur dan buah

    Adapun salah satu kampanye GERMAS adalah kampanye makan buah dan sayur yang memberikan informasi betapa besarnya manfaat  dan kenapa harus makan buah dan sayur setiap hari. Karena anda harus memahami pentingnya kenapa harus makan buah dan sayur setiap hari, berikut adalah dampak akibat kurang makan buah dan sayur untuk kesehatan tubuh, contohnya seperti permasalahan BAB, peningkatan risiko penyakit tidak menular, tekan darah tinggi dan lainnya.

    Dengan memahami pentingnya perilaku makan buah dan sayur, diharapkan masyarakat dapat dengan lebih aktif untuk meningkatkan kampanye makan buah dan sayur untuk tingkatkan kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia
     
  3. Tidak Merokok
    Merokok merupakan kebiasaan yang banyak memberi dampak buruk bagi kesehatan. Berhenti merokok menjadi bagian penting dari gerakan hidup sehat dan akan berdampak tidak pada diri perokok; tetapi juga bagi orang – orang di sekitarnya. Meminta bantuan ahli melalui hipnosis atau metode bantuan berhenti merokok yang lain dapat menjadi alternatif untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

  4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
    Minuman beralkohol memiliki efek buruk yang serupa dengan merokok; baik itu efek buruk bagi kesehatan hingga efek sosial pada orang – orang di sekitarnya.

  5. Melakukan Cek Kesehatan Berkala
    Salah satu bagian dari arti germas sebagai gerakan masyarakat hidup sehat adalah dengan lebih baik dalam mengelola kesehatan. Diantaranya adalah dengan melakukan cek kesehatan secara rutin dan tidak hanya datang ke rumah sakit atau puskesmas ketika sakit saja. Langkah ini memiliki manfaat untuk dapat memudahkan mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan lebih dini. 

    Ada beragam informasi media cek kesehatan yang memberikan tips cek kesehatan secara berkala, apa saja sebenarnya jenis cek kesehatan berkala yang dapat anda lakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan anda? Berikut adalah beberapa contoh pengecekan yang bisa dilakukan.

    • Cek Kesehatan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) Secara Rutin
      Melakukan Pengecekan Berat Badan berguna agar anda bisa mendapatkan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya dapat menentukan apakah berat badan dan tinggi badan Anda sudah berada dalam kondisi ideal atau berisiko terkena penyakit tidak menular (PTM)

    • Cek Lingkar Perut Secara Berkala
      Dengan melakukan Cek Lingkar Perut secara berkala anda bisa mengontrol lemak perut, jika berlebihan dapat menyebabkan penyakit seperti stroke, diabetes hingga serangan jantung

    • Cek Tekanan Darah
      Pengecekan Tekanan Darah dapat membantu anda mendeteksi adanya risiko stroke, hipertensi hingga jantung

    • Cek Kadar Gula Darah Berkala
      Anda dapat mengetahui kadar glukosa dalam darah dengan jenis pengecekan kesehatan berkala ini, hasilnya anda dapat mengetahui potensi diabetes

    • Cek Fungsi Mata Telinga

    • Cek Kolesterol Tetap
      Pengecekan Kolesterol terbagi tiga yaitu LDL (Kolesterol "Buruk"), HDL (Kolesterol "Baik") dan Trigliserida

    • Cek Arus Puncak Ekspirasi
      Pengecekan ini adalah salah satu cek kesehatan dalam pengujian fungsi paru, pengecekan ini biasa dilakukan pada penderita asma atau penyakit lainnya untuk menilai kemampuan paru-paru

    • Cek dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
      Pengecekan ini biasanya dilakukan dengan pemeriksaan berkala seperti Test PAP SMEAR dan Test IVA

    • Cek Sadari Periksa Payudara Sendiri
      Lalu berikutnya dalam ragam cek kesehatan berkala yaitu dengan pemeriksaan payudara sendiri.

  6. Menjaga Kebersihan Lingkungan
    Bagian penting dari germas hidup sehat juga berkaitan dengan meningkatkan kualitas lingkungan; salah satunya dengan lebih serius menjaga kebersihan lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan dalam skala kecil seperti tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan pengelolaan sampah. Langkah lain yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan guna mengurangi resiko kesehatan seperti mencegah perkembangan vektor penyakit yang ada di lingkungan sekitar.

  7. Menggunakan Jamban
    Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup sehat; salah satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana pembuangan kotoran. Aktivitas buang kotoran di luar jamban dapat meningkatkan resiko penularan berbagai jenis penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan.

Secara umum, tujuan GERMAS adalah menjalani hidup yang lebih sehat. Gaya hidup sehat akan memberi banyak manfaat, mulai dari peningkatan kualitas kesehatan hingga peningkatan produktivitas seseorang. Hal penting lain yang tidak boleh dilupakan dari gaya hidup sehat adalah lingkungan yang bersih dan sehat serta berkurangnya resiko membuang lebih banyak uang untuk biaya berobat ketika sakit.